Find Us On Social Media :

Bahas Sikap Perempuan yang Suka Membandingkan Diri, Dian Sastro Sampaikan Pesan Menohok: Saudaraku Kaum Hawa, Kita Bukan Objek, Keindahan Terletak pada Keragaman

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Selasa, 15 Oktober 2019 | 16:00 WIB

Tampilan Dian Sastro dengan batik

Ia meyakini bahwa setiap pribadi itu adalah sosok yang unik dan berbeda, tak seperti barang atau objek saja.

Baca Juga: Temui Driver Ojol yang Motornya Hilang karena Dicuri, Kesederhanaan Awkarin Duduk Lesehan Tuai Pujian dari Warganet

Perempuan bernama lengkap Dian Paramita Sastrowardoyo itu tak lupa untuk memberikan dukungan dan semangat kepada perempuan lainnya agar menjadi lebih kuat.

Baca Juga: Dikira Mantan Istri Sandiaga Uno saat Bagikan Ribuan Makanan untuk Mahasiswa yang Demo, Awkarin Ngakak: Sudah Gila Nih Orang-orang

Dikutip dari Kompas.com, bukan hanya Dian, Awkarin juga punga pandangan yang tidak jauh berbeda yang ia tuliskan di akun Twitter-nya.

"Jangan bandingkan wanita dengan wanita lain dengan maksud & tujuan menjatuhkan satu diantaranya. Mba Dian Sastro, Mba Tsamara Amany, Bu Butet & saya punya peran kami masing-masing dalam membantu negara ini. Gak perlu dibandingkan, Yang perlu, disatukan, diperkuat. #SaveTheWorld," tulis Awkarin di akun Twitter-nya.

"Kita semua bergerak bareng-bareng dengan caranya masing-masing dan itu kesamaan yang mengharukan.. bangga banget dengan persamaan ini, persatuan ini. Girls unite," tulis Dian merespons tweet Awkarin.

Baca Juga: Dituding Pencitraan Usai Bagikan Ribuan Nasi Kotak Untuk Pendemo, Awkarin: Gak Nyari Pahala, Orang Saya Juga Bukan Orang yang Taat

Pesan-pesan menohok mereka tersebut nampaknya bermula dari tweet politikus Budiman Sudjatmiko ikut pula membahas Awkarin dan menyandingkannya dengan Tri Mumpuni, perempuan yang berjuang menghidupkan listrik di desa-desa terpencil, dalam twitnya.

"2 contoh kebaikan oleh 2 perempuan: 1. Awkarin & 2. Tri Mumpuni.. Yg pertama basisnya sensasi, yg ke 2 esensi. Kebaikan harus sensasional tp yg lebih penting juga esensial. Tak cukup salah 1. Budaya kita lebih suka yg pertama, meski tubuh kita butuh yg ke 2..," tulis Budiman melalui akun Twitter-nya @budimandjatmiko.