Find Us On Social Media :

Bak Bulan Jatuh Dalam Ribaan, Empat Pengamen Ini Diundang ke Rumah Keluarga Cendana saat Ulang Tahun Ibu Tien hingga Dapat Hadiah Tak Terduga dari Soeharto!

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Rabu, 16 Oktober 2019 | 07:15 WIB

Ibu Tien Soeharto saat di Taman Buah Mekarsari

GridPop.ID - Siti Hartinah atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto menyimpan berbagai kisah menarik untuk dikulik.

Istri mantan presiden Soeharto tersebut kini memang telah tiada, namun kisahnya selama hidup masih bisa dikenang sampai saat ini.

Salah satunya ialah kisah unik ketika keturunan Mangkunegara III itu tengah merayakan ulang tahunnya.

Baca Juga: Gagal jadi Istri Tommy Soeharto karena Dianggap Bisa Rusak Kekuatan sang Pangeran Cendana, Artis ini Banting Stir dari Penyanyi Usai Tak Direstui Ibu Tien

Diberitakan Surya.co.id, empat pengamen jalanan bagai bulan jatuh dalam ribaan alias mendapat untung yang besar di hari ulang tahun Ibu Tien.

Hal ini lantaran mereka diundang secara khusus oleh Soeharto dalam perayaan ulang tahun istrinya itu.

Keempat pengamen jalanan yang beruntung itu adalah Arie Langoe alias Munari Arie, Matiyas, Obos Gembok alias Suherman, dan Yanto Bule.

Baca Juga: Pesan Terakhir Bu Tien Sebelum Meninggal Tak Didengar dan Diabaikan Begitu Saja, Padahal Ucapannya Terbukti 2 Tahun Kemudian

Dilansir dari laman tututsoeharto.id, kejadian tersebut bermula ketika keempat pengamen itu selalu memberi hormat kepada Soeharto saat akan bermain golf di depan Rumah Sakit Cipto, Salemba, Jakarta Pusat.

Mereka melakukan hal itu sebagai bentuk rasa hormat kepada Soeharto yang saat itu masih menjabat sebagai presiden.

"Kami sadar tidak akan mungkin bernyanyi untuk beliau, jadi saya dan Obos Gembok mencari cara agar Bapak Soeharto tahu kami sangat menghormati beliau," ucap Arie Langoe dalam catatan yang ditulis oleh anak sulung Soeharto itu.

Baca Juga: Inilah 3 Alasan Penting Soeharto Jumpai Istri Soekarno Secara Sembunyi-sembunyi, Presiden Pertama Sempat Naik Pitam, Bu Tien Terbakar Cemburu

Kebiasaan hormat ala tentara yang mereka lakukan kepada Soeharto tidak mudah karena presiden kedua Indonesia itu selalu dalam penjagaan ketat.

"Begitu mobil bapak presiden mulai mendekat, kami lari langsung berdiri tegap dan memberi hormat. Hal ini kami lakukan setiap bapak presiden lewat."

Apa yang dilakukan oleh Arie Langoe cs membuat Soeharto takjub hingga akhirnya ia meminta Mbak Tutut untuk mengundang mereka.

Baca Juga: 12 Bulan di Kandungan, Kelahiran Tien Soeharto Sempat Bikin Geger Warga hingga Ibunya Dibawa ke Kandang Kambing, Inilah yang Terjadi Setelahnya

"Iya, gini wuk, bapak itu kalau pulang golf di depan Rumah Sakit Cipto selalu ada 4 anak ngamen jalanan berdiri tegak, begitu bapak lewat mereka memberi hormat (salut tentara)," kata Soeharto kepada Mbak Tutut.

Soeharto kemudian meminta Mbak Tutut membelikan gitar untuk keempat pengamen.

Tak hanya itu, Soeharto juga minta dibuatkan acara untuk mempertemukan Arie Langoe cs dengannya.

Baca Juga: Detik-detik Terakhir Tien Soeharto Sebelum Meninggal, Titip Pesan pada Perempuan Ini tapi Berujung Kecewa: Andai Orang yang Dulu Diberi Pesan Ibu Tien Mendengarnya

"Baik bapak, nanti dalem (saya) koordinasikan dengan ajudan, kalau sudah dapat gitarnya saya matur (lapor) bapak lagi," ucap Mbak Tutut.

Belum juga Mbak Tutut melangkah jauh dari Soeharto, ia dipanggil lagi.

Soeharto ternyata meminta agar keempat pengamen itu diundang pada acara perayaan ulang tahun Bu Tien Soeharto yang jatuh pada 23 Agustus.

Baca Juga: Mengaku-ngaku Anak Soeharto, Ibu Tien Curiga dan Periksa Seorang Gadis hingga Temukan Racun Tikus di Kopernya, Terbongkar Niat Asli sang Wanita Muda

"Kamu panggil anak-anak pengamen itu, sampaikan supaya menghibur di ulang tahun ibu," kata Soeharto.

Ketika ditanya alasan Soeharto sangat memperhatikan Arie Langoe cs, kepala keluarga cendana itu mengatakan terkesan dengan kedisiplinan mereka.

"Bapak terkesan dengan sikap mereka. Mereka pasti kehidupannya jauh dari kemewahan. Mencari sesuap nasi dengan mengamen," ujar Soeharto.

Baca Juga: Jenderal Polisi Bongkar Penyebab Kematian Ibu Tien Soeharto yang Selama Ini Jadi Tanda Tanya, Ini Fakta Sebenarnya

"Dengan tingkat kehidupan mereka seperti itu, mereka menyempatkan diri untuk mengambil waktunya, hanya sekedar memberi penghormatan pada presidennya," jelasnya.

"Dan mereka memberikan penghormatan itu setiap bapak berangkat maupun pulang golf, berarti mereka mencari tahu kapan bapak akan bermain golf. Dan pada waktu-waktu tertentu itu mereka siap memberi penghormatan pada bapak," jelasnya.

Soeharto terdiam sejenak lalu ia menambahkan, "mereka tanamkan disiplin betul dalam kehidupannya dan disiplin itu salah satu kunci dari keberhasilan.

Dengan disiplin semua yang kita lakukan akan lebih terarah, terencana, baik, cermat, sukses, dan dapat dipertanggung jawabkan."

Baca Juga: Padahal Ikut Makan Bareng Keluarga Cendana, Pesan Tegas Ibu Tien Sebelum Wafat Bikin Mayangsari Gigit Jari Tak Bisa Gantikan Posisi Halimah!

Setelah seminggu sejak pertemuannya dengan Soeharto, Mbak Tutut menemui Arie Langoe cs.

Mbak Tutut menyampaikan pesan dari Soeharto kepada mereka berempat.

Wajah keempat pengamen itu langsung berubah bahagia dan kaget karena diundang pada perayaan ulang tahun ibu negara.

"Alhamdulillah ibu, kami tidak bermimpi kan?" ucap mereka.

Mbak Tutut yang mendengar ucapan pengamen itu langsung tertawa dan meyakinkan bahwa itu bukan mimpi.

Baca Juga: Ubah Langit Mendung Jadi Cerah, Begini Kisah Tukang Sapu Mbah Rebo saat Jadi Pengawal Ibu Tien hingga Pawang Hujan

Akhirnya, mereka diundang ke rumah Soeharto pada 23 Agustus 1986 dan mengenakan seragam kemeja batik dan celana putih.

Tangan mereka menggenggam alat musik yang akan dimainkan.

Soeharto kemudian memberikan hadiah gitar langsung kepada Arie cs.

Mereka juga berfoto bersama Soeharto dan Ibu Tien. Senyum tampak di wajah keempat pengamen yang mengapit ibu negara dan presiden pada saat itu.

Baca Juga: Pacari Mantan Istri Tommy Soeharto, Kekasih Tata Cahyani Ini Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Inilah Potret Mesra Mereka yang Jarang Terekspos!

Sebagaimana diketahui, Tien Soeharto atau yang bernama lengkap Siti Hartinah itu telah tutup usia pada 28 April 1996 silam.

12 tahun setelah Tien meninggal, Soeharto menyusul sang kekasih hati ke keabadian pada 27 Januari 2008.

Soeharto dan Tien dimakamkan di mausoleum bagi keluarga Presiden Republik Indonesia ke-2 bernama Astana Giribangun.

Baca Juga: Sebut Putrinya Sebagai Anak Biologis Tommy Soeharto, Begini Potret Putri Sandy Harun yang Tumbuh Dewasa dan Cantik, Jejak Kariernya Menakjubkan!

Dikutip dari Tribunnews.com, kompleks makam ini terletak di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 660 meter di atas permukaan laut, tepatnya di di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, sekitar 35 km di sebelah timur kota Surakarta.

Di atas komplek Astana Giribangun, terdapat Astana Mangadeg, yakni komplek pemakaman para penguasa Mangkunegaran, salah satu pecahan Kesultanan Mataram.

Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter dpl, sedangkan Giribangun pada 660 meter dpl. Di Astana Mangadeg dimakamkan Mangkunegara (MN) I alias Pangeran Sambernyawa, Mangkunegara II, dan Mangkunegara III.

Baca Juga: Gagal jadi Istri Tommy Soeharto karena Dianggap Bisa Rusak Kekuatan sang Pangeran Cendana, Artis ini Banting Stir dari Penyanyi Usai Tak Direstui Ibu Tien

Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu bukan tanpa alasan. Yakni untuk tetap menghormati para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegara III. (*)