Dilihat dari psikologi, kejiwaan, ternyata Wawan menghadapi kecemasan yang berlebihan.
"Ada rasa takut, kecemasan, menarik diri. Termasuk, ketika ada orang asing dia enggak mau interaksi," kata Sri, melalui sambungan telepon.
Seingat Sri, Wawan game mulai mengalami masalah mental tak jauh setelah lulus SMA.
Jika Wawan lahir pada 1987, ia mengalami gangguan jiwa sebelum tahun 2010.
Pasalnya, kecil kemungkinan seseorang lulus dari SMA di atas usia 23 tahun.
Setelah lulus dari SMA, Wawan pernah bekerja di Bandung.
"Enggak tahu ada masalah apa di tempat itu. Ketika ada masalah itu, tiba-tiba orangtuanya secara berturut-turut meninggal."
"Itu yang bikin begitu. Orangtuanya meninggal ketika dia keluar SMA. Dari SMA sampai 2018 akhir itu Wawan terus-terusan dipasung," ujar Sri.
Wawan tinggal di sebuah desa di Tasikmalaya.
Pemasungan dilakukan lantaran keluarga kehabisan akal karena Wawan agresif dan kerap mengamuk
LSM Gerak Cepat Bersama yang mengetahui kabar tersebut tahun 2016 lalu ke lokasi Wawan dipasung.
Sri sempat membawa Wawan ke RS Jiwa Cisarua, Lembang.
Namun, setelah pulang ke rumah, Wawan dipasung lagi.
"Beberapa kali dirawat. Pulang rawat inap ke rumah, karena Wawan sudah enggak punya orangtua, ditambah karena dia suka ngamuk, agresif, akhirnya sama saudaranya dipasung lagi," ujar Sri.