GridPop.id - Pernah dengar pernikahan sedarah (inses) antara adik dan kakak?
Sebenarnya dilarang lantaran bisa berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk hasil keturunannya.
Inses memang hal yang tabu hampir di setiap budaya di seluruh dunia, namun rupanya tidak selalu begitu.
Beberapa waktu lalu ramai dibicarakan ada kasus pernikahan sedarah di Duri, Bengkalis, Riau.
Baca Juga: Dulu Dinikahi Bule, Begini Perubahan Drastis Mantan Suami Titi DJ Setelah Bertahun-tahun Bercerai
Pernikahan sedarah ini terjadi antara marga Aritonang yang keduanya merupakan kakak dan adik.
Para bangsawan zaman dulu ternyata biasa melakukannya untuk menjaga agar darah kerajaan tetap murni.
Penguasa Mesir khususnya sering menikahi saudara kandung mereka atau bahkan anak mereka sendiri.
Namun, mereka harus membayar mahal kerena mutasi genetik mereka menyebabkan permasalahan yang serius pada keturunan dan variasi genetik baru mulai muncul dalam jangka waktu yang sangat lama
1. Rahang bawah lebih panjang
Keluarga bangsawan Habsburg mengatur pernikahan sedarah untuk melindungi kepentingan mereka sendiri.
Sayangnya, genetika mereka menghasilkan anak-anak yang memiliki rahang bawah yang panjang dan menonjol, sehingga tidak dapat berbicara dengan benar, tidak bisa mengunyah dan air liur menetes ke mana-mana.
Kasus terburuk ditemukan pada Charles II Spanyol yang juga mengalami cacat kognitif, dia baru belajar bicara usia 4 tahun dan berjalan pada usia 8 tahun.
2. Tengkorak belakang tumbuh lebih panjang
Kebiasaan kerjaan Mesir yang sangat bergantung pada inses menyebabkan tulang tengkorak memanjang di bagian belakang.
Raja Tut misalnya, dia mengalami bentuk tengkorak seperti itu, bibir atas sumbing dan tulang yang hilang pada kakinya dan skoliosis.