GridPop.id - Sebuah kisah menyedihkan dialami seorang bayi berusia 3 bulan.
Sang bayi dirawat di rumah sakit segera setelah kedua orangtuanya melihat perut buah hati mereka secara perlahan membesar.
Dokter memutuskan untuk mengoperasi bayi tersebut karena mengira di dalam perutnya terdapat tumor ganas.
Setelah diperiksa, betapa terkejutnya mereka ketika tahu bahwa di dalam perut si bayi bukanlah tumor, melainkan adanya janin lain.
Berdasarkan laporan laman Independent, janin tersebut diindikasi sebagai kembaran bayi lelaki tersebut.
Berat janin tersebut bahkan mencapai 2 pon, lengkap dengan mata serta kulitnya.
Kondisi ini dinamakan 'janin di dalam janin', yang disebabkan oleh pemisahan bayi kembar yang tidak sempurna.
Kedua janin bayi kembar tersebut juga gagal untuk tumbuh dan justru menjadi bagian internal kembarannya yang lain.
Diyakini hanya ada 200 kasus yang dilaporkan dari kondisi langka ini di seluruh dunia.
Dokter yang merawat bayi dari India tersebut, Dr SP Sharma, mengatakan, "bayi tersebut salah didiagnosis dengan mengidap tumor.
Kami sangat kaget dan terkejut melihat ada janin cacat di dalam perutnya.
Tapi kami sudah mengeluarkan parasit janin tersebut dari dalam tubuhnya secara sukses," tutur Dr Sharma.
Bayi yang berasal dari distrik Bhabhua, Bihar, India ini selamat setelah menjalani operasi pengangkatan janin yang seharusnya menjadi kembarannya itu pada 2017 lalu.
"Si bayi sedang dalam masa pemulihan pasca operasi. Dia sudah dipindahkan ke ruang ICU," tutur Dr Sharma.
Kedua orangtuanya bernama Ranjubala dan Satyendra Yadav, mengaku ngeri ketika melihat buah hati mereka, yang belum dinamai itu, perutnya membengkak.
Kemudian pasangan tersebut berkonsultasi pada dokter lokal yang mengatakan adanya masalah urin, sedangkan dokter lainnya mengatakan ada tumor di dalam perutnya.
Karena bingung, akhirnya mereka mengunjungi Banaras Hindu University Medical College and Hospital di Uttar Pradesh, tempat petugas medis menemukan kembaran itu dan berhasil mengangkatnya.
"Kami merasa diberkati ketika dikaruniai seorang buah hati setelah empat tahun menikah.
Namun kami selalu hidup dalam ketakutan bahwa buah hati kami tidak akan hidup lama karena kondisinya hari demi hari memburuk setelah dilahirkan," tutur sang ayah, Satyendra.
"Aku melihat dokter seakan dia penjelmaan Tuhan. Mereka tidak hanya menyembuhkan bayi kami tetapi menghilangkan rasa sakit kami (Satyendra dan sang istri) juga," sambungnya.