GridPop.id - Nama BTP alias Ahok jadi pembicaraan setelah dipilih jadi Komisaris Utama Pertamina.
Usai terpilih, Ahok datang ke Uni Emirat Arab untuk menyaksikan Formula 2 Abu Dhabi, pada Jumat (29/11/2019).
Ajang balap mobil super cepat itu diketahui diadakan di Sirkuit Yas Marina.
Tak cuma menonton Ahok juga membeberkan tujuan lainnya datang ke Formula 2 Abu Dhabi.
Hal tersebut disampaikan Ahok di chanel YouTube, Om Mobi.
Mulanya Om Mobi bertanya mengenai panggilan pria bernama asli Basuki Tjahaja Purnawa itu.
"Pak Ahok saya boleh panggil Om Ahok enggak sih?" tanya Om Mobi, dikutip TribunJakarta dari YouTube Om Mobi, pada Rabu (4/12/2019).
"Enggak apa-apa," ucap Ahok.
Om Mobi kemudian meminta tanggapan Ahok soal Formula 2 Abu Dhabi.
"Luar biasa, seru enggak ini?" tanya Om Mobi.
Ahok menjelaskan tak hanya menonton, dia juga mengharapkan Research and Development yang diperoleh dari ajak balapan tersebut mampu bermanfaat bagi Indonesia.
"Ya kita nonton aja, diharapkan kedepannya ini bagaimana R&D dari sini dapat bermanfaat buat kita," ucap Ahok.
Ahok juga mengatakan ajang Formula 2 Abu Dhabi dapat menjadi sarana promosi bagi produk-produk Pertamina.
"Ya teknologi, F2 ini pertahun ini mesinnya enggak boleh ganti," ucap Ahok.
"Segala macam pelumas harusnya sangat kuat,"
"Jadi ini ajang promosi yang baik," imbuhnya.
Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari menuturkan kekhawatiran candaan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok di hari pertamanya menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Ahok BTP telah resmi dilantik menjadi bos Pertamina pada Senin (25/11/2019) di Kementerian BUMN, Jakarta.
Resmi menjadi Komisaris Utama Pertamina, Ahok BTP berarti telah mulai bekerja menjalankan tugasnya.
Meski Senin (25/11) menjadi hari pertama Ahok bertugas Komisaris Utama Pertamina, rupanya aksi BTP telah membuat pengamat M Qodari khawatir.
Hal itu diungkapkan M Qodari saat menjadi narasumber Kompas Petang dilansir dari live streaming Kompas Tv pada Senin (25/11/2019).
Mulanya, M Qodari membahas mengenai peraturan Ahok wajib mundur atau tidak menjadi anggota PDIP saat menjabat bos BUMN.
M Qodari menuturkan, berdasarkan peraturan Menteri BUMN sampai sejauh ini menuliskan bahwa anggota parpol tak harus mundur.
"Tapi nanti coba dikonfirmasi ke Bung Andre Rosiade," tutur M Qodari.
Lebih lanjut, M Qodari menjelaskan Ahok menjadi anggota PDIP namun tak ada momentum strategis yang akan terjadi dalam waktu dekat ini.
"Mungkin peristiwa politik terdekat itu Pilkada 2020 tetapi saya tak melihat tanda-tanda Ahok akan maju," tegas M Qodari.
M Qodari menyatakan, menjadi komisaris utama Pertamina merupakan sebuah berkat Tuhan pada Ahok.
"Barangkali blessing this guy buat Ahok. Momentum politik besar belum ada, kalau mau jadi anggota DPR harus nunggu lima tahun lagi," beber M Qodari.
Selain itu, M Qodari mengaku pesimis dengan masa depan politik Ahok ke depannya.
"Peristiwa 2017 itu menjadi catatan hitam Ahok, dia telah membuka kotak pandora yang namanya isu sara. Ahok mempunyai kelemahan di komunikasi politik."
"Kekuatan Ahok itu pada kerja. Untuk itu saya minta Pak Ahok bekerja saja tak perlu berbicara," jelas M Qodari.
Dengan penjelasan tersebut, M Qodari lantas mengungkapkan kekhawatirannya.
"Saya hari ini sudah mulai khawatir, ternyata Pak Ahok melayani doorstop dengan wartawan dan sudah mulai ada satu sampai dua jokes, nah saya khawatir kalau tidak direm takut bablas," tegas M Qodari.
M Qodari menegaskan, beberapa pernyataan jokes Ahok seperti S3 Mako Brimob bisa menuai interprestasi berbeda di masyarakat.
"Mungkin maksudnya tak jelek dan buruk, tetapi begitu pernyataan sampai ke publik itu sudah punya logikanya sendiri," ucap M Qodari.
Menurut M Qodari, pernyataan yang terlontar itu bisa jadi bom waktu.
"Bom waktunya luar biasa," papar M Qodari.