Terutama, karena adanya trauma kepala yang diderita usai kelahiran, infeksi Streptokokus Grup B yang telah menyebabkan perdarahan paru, dan aspirasi mekonium.
Bersaksi di bawah sumpah, perawat dan bidan itu mengatakan dia telah membantu bidan lain dalam proses kelahiran bayi tersebut.
Ia menyatakan, saat itu Millah tidak bergerak atau bernapas dengan benar.
Sehingga, ia bermaksud membawa Millah ke resuscitaire kamar bersalin, sebuah mesin yang dimaksudkan untuk menstabilkan pernapasan bayi.
Karena Millah tak bernapas dengan baik, maka Matamoros kemudian membuat keputusan untuk membawa Millah dengan terbungkus selimut, menyusuri lorong ke suite persalinan berikutnya.
“Naluri pertama saya adalah membawa bayi ke ruang persalinan berikutnya,” katanya pada pemeriksaan.
Matamoros bersaksi bahwa ketika dia sampai di pintu ruang persalinan, dia terpeleset dan jatuh di lantai yang basah.
"Saya menggendong bayi di tangan saya, saya terpeleset hingga jatuh berlutut dan bayi itu lepas dari tangan saya," katanya.
Matamoros, yang tidak lagi bekerja di rumah sakit itu bersaksi bahwa pada malam kejadian, dia bertanggung jawab untuk merawat antara 14 pasien dan 16 pasien di bangsal bersalin.
Serta, membantu di suite persalinan dan menjawab panggilan telepon.
Dia mengatakan bahwa dia telah menyerahkan formulir kepada manajemen pada 6 Februari untuk lebih perhatian pada masalah kepegawaian, dan meminta agar beban pasien dikurangi.
Dalam kasus ini, Ayah Millah, Adam Roulston mengatakan dia dan istrinya, Keldie masih mencerna beberapa bukti baru yang telah terungkap.
"Kami hanya berharap untuk hasil yang tepat untuk Millah," kata Roulston.
"Kami hanya ingin hasil terbaik pada titik ini untuk layanan Kesehatan Queensland, untuk ibu dan bayi," kata Ms Keldie. (*)