"Satu trip itu 4,6 franc. Kartu ini bisa untuk beli separuh harga transportasi" ucap Eka sambil menunjukkan kartu berwarna merah.
"Oh itu bisa dipakai setengah harga? 4,6 franc 20 ribu ya?" tanya Raffi
"30 ribu sayang" ucap Nagita.
"Oh iya, jadi sekali naik trem kita harus bayar sekitar 30ribu rupiah," ucap Raffi.
Memasuki trem, sambil berdiri, Raffi mengobrol dengan Eka seputar warga Indonesia yang tinggal di Swiss dan biaya hidup.
"Biaya hidup tinggi perwakilan disini lumayan mahal, tapi pendapatan tinggi. UMR disini sekitar 40 juta" ucap Eka.
"Kalau mahasiswa atau mahasiswa magang dapat 2000 franc sekitar 20 juta. Untuk bayar sewa apartemen atau tempat tinggal," tambahnya.
"Wah jadi disini biaya hidup tinggi sama gajinya juga tinggi ya. Itu gimana orang Indonesia yang kirim uang untuk keluarga di Indonesia, tapi uangnya ga cukup tinggal disini," ucap Raffi.
"Ya bisa orang Indonesia tinggal disini. Ada kok yang bisa menabung dan dikirim untuk keluarga," ucap Eka.
Eka juga menjelaskan warga Indonesia yang tinggal di Swiss relatif sedikit.
Di negara ini lumayan aman, jadi enak untuk tinggal kecuali jika berada di tempat pariwisata.
"Orang Indonesia disini sekitar 2000orang. Relatif aman tinggal disini, cuman kalau ditempat wisata harus lebih hati-hati," ucap Eka.
Selesai naik trem, Raffi dan Nagita mengunjungi rumah Eka dengan Marta yang tinggal di apartemen minimalis.
Ketika memasuki ruangan, Nagita cukup terpukau dengan apartemen yang lumayan luas untuk dua orang.