Find Us On Social Media :

Dua Pejabat Politiknya Beda Pendapat, Presiden Jokowi Ambil Alih Penanganan Banjir Kunjungi Waduk Pluit Tanpa Menteri Basuki dan Anies Baswedan

By Maria Andriana Oky, Sabtu, 4 Januari 2020 | 13:30 WIB

Kolase foto Presiden Jokowi - Gubernur DKI Anies Baswedan

GridPop.ID - Berita banjir yang merendam sejumlah wilayah ibu kota DKI Jakarta masih menjadi perhatian.

Selain kondisi banjir yang cukup parah, sosok Gubernur DKI, Anies Baswedan juga turut disorot.

Sebagian besar publik mengkritik kinerja Gubernur Anies Baswedan.

Bahkan di media sosial Twitter, tagar #AniesGabisakerja menghiasi trending topic, Kamis (2/1/2020) lalu.

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Rumahnya Terendam Banjir, Roy Marten Temukan 7 Ular di Rumahnya: Kepala dan Ekor Sama-sama Gerak

Dilansir dari Tribun Batam, hari berikutnya, Jumat 3 Januari 2019, trending di Twitter berganti menjadi @4niesHancurkanJakarta.

Saat publik tengah menyoroti kinerja sang Gubernur, pandangan berbeda justru datang dari politikus Fahri Hamzah.

Fahri Hamza justru menyinggung keterlibatan presiden dalam insiden banjir ini.

Baca Juga: Tanpa Makeup dan Kenakan Outfit Sederhana, Ayu Ting Ting Serahkan Bantuan Langsung ke Warga Korban Banjir di Depok

Diungkapkannya, keterlibatan presiden dalam persoalan banjir justru menjadi kunci penentu solusi.

Fahri Hamzah menilai persoalan banjir akan lebih mudah diselesaikan oleh presiden dengan kebijakannya dibandingkan kebijakan gubernur.

Jika presiden dan gubernur dapat bersatu, Fahri Hamzah menyebut permasalahan banjir akan lebih cepat diselesaikan.

"Saya juga percaya bahwa masalah Jakarta; khususnya banjir dan macet lebih mudah diselesaikan oleh kebijakan presiden daripada gubernur...

Tapi kalau keduanya bersatu tentu lebih cepat lagi selesainya. Semoga," tulisnya melalui akun Twitternya @Fahrihamzah, Kamis (2/1/2020).

Di sisi lain, presiden sendiri tak tinggal diam dengan kondisi banjir di Jakarta.

Baca Juga: Cerita Sopir Taksi Online Terbangun Jam 4 Pagi Saat Banjir Setinggi Pinggang Orang Dewasa: Bangun, Air Sudah Menggenang Dalam Mobil

Masih melansir dari Tribun Batam, Presiden Jokowi langsung mengambil alih penangangan banjir dengan berkunjung langsung ke Waduk Pluit tanpa Gubernur DKI Jakarta maupun Menteri PUPR pada Jumat (3/1/2020).

“Ini (alat) enggak jalan?” tanya Presiden Jokowi kepada operator alat berat yang ada di lokasi.

“Sedang off dulu Pak,” jawab seorang operator.

Baca Juga: Ikut Prihatin dengan Korban Banjir, Mayangsari Pamer Foto Perhiasan dengan Pesan Menyentuh: Semoga Semakin Mempertebal Iman

Tak lama berdialog dengan operator alat berat, Jokowi menuju satu rumah pompa Waduk Pluit.

Presiden pun kembali berdialog dengan seorang petugas yang berada di lokasi sembari berkeliling rumah pompa.

"Bagus, bagus," kata Jokowi mengetahui mesin pompa dalam kondisi baik.

Kurang lebih selama 20 menit dalam peninjauan, Presiden akhirnya beranjak dari Waduk Pluit pada pukul 09.15 WIB.

Apa pentingnya Waduk Pluit?

Baca Juga: Beredar Swafoto Anies Baswedan Bersama Wali Kota Bogor di Tengah Bencana Banjir Jakarta, Inilah yang Sebenarnya Terjadi

Dihubungi secara terpisah oleh Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa sidak Presiden tersebut merupakan langkah yang tepat.

“Presiden tentunya ingin memastikan Waduk Pluit yang berfungsi sebagai tampungan sementara (polder) yang masuk dari Kali Cideng (termasuk Kali Pakin dan Kali Jelangkeng), anak Kali Ciliwung (Kali Besar) dan saluran drainase sekitarnya dapat beroperasi dengan normal,” ucap Basuki.

Selain itu, waduk ini dilengkapi dengan pompa yang fungsi utamanya pada saat kondisi banjir dan pasang air laut (rob), saat air akan dipompa dari Waduk Pluit ke laut.

Sebelumnya, terjadi beda pendapat antara Anies Baswedan dan Menteri PUPR,Basuki Hadimuljono.

Baca Juga: Beredar Swafoto Anies Baswedan Bersama Wali Kota Bogor di Tengah Bencana Banjir Jakarta, Inilah yang Sebenarnya Terjadi

Dikutip dari Tribun Style, Basuki menilai bahwa banjir terjadi akibat luapan air sungai sebab dari 33 km Kali Ciliwung, baru 16 km yang dinormalisasi.

Menurutnya, luapan air tidak terjadi pada aliran sungai yang dinormalisasi.

"Mohon maaf bapak gubernur, selama penyusuran Kali Ciliwung, ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah ditangani, dinormalisasi 16 km. Di 16 km itu kita lihat insyaallah aman dari luapan," kata Basuki Hadimuljono di Monas, Rabu, (1/1/2020).

Baca Juga: Sedih dengan Banjir Jakarta hingga Alami Rugi Karena 30 Kios Tutup, Inilah yang Dilakukan Ruben Onsu dan Jordi Onsu untuk Para Korban di Pengungsian

Mendengar pernyataan tersebut, Anies Baswedan yang berada di sebelah Basuki lalu menyanggahnya.

Menurut Gubernur, selama tidak ada pengendalian air yang masuk ke Jakarta, maka upaya apapun yang dilakukan tidak akan berdampak signifikan.

"Mohon maaf pak menteri saya harus berpandangan karena tadi bapak menyampaikan. Jadi, selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan, maka apa pun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya, " kata Anies.

Baca Juga: Basuki Hadimuljono dan Anies Baswedan Saling Berbeda Pendapat Soal Banjir di Jakarta, Siapa yang Akurat? Begini Tanggapan dari Seorang Pakar

Anies Baswedan mencontohkan wilayah Kampung Melayu yang tetap dilanda banjir pada Maret lalu, padahal sungai yang ada di sekitarnya sudah di normalisasi.

"Artinya kuncinya itu ada pada pengendalian air sebelum masuk pada kawasan pesisir," lanjut Anies. (*)