Ibunya bekerja di Terminal 21 sebagai cleaning service untuk membiayai pendidikan putranya ke perguruan tinggi.
Sang nenek menggambarkannya sebagai anak yang sangat penurut dan pendiam yang tidak pernah mengeluh.
Dia tidak pernah menyangka cucunya yang pendiam dan pemalu akan kehilangan nyawanya begitu saja.
Nenek berkata bahwa dia tidak tahu menahu jika cucunya menjadi korban penembakan.
Dia baru tahu saat seorang tetangga yang melihat berita itu bergegas untuk memberitahunya.
Nenek Ativa kemudian berkata, "Dia seharusnya penuh harapan untuk masa depannya tetapi karena penembakan yang tidak masuk akal ini, Ativa kehilangan nyawanya di usia yang begitu muda."
Dia menambahkan bahwa dia berharap pemerintah Thailand akan maju untuk membantu keluarga para korban yang terlibat dalam penembakan itu.
RIP, Ativa. Kau adalah pahlawan sejati dan karena keberanianmu, Anda berhasil menyelamatkan delapan nyawa.
(*)