Minimnya pendidikan seks di Indonesia telah membuat banyak pemikiran salah kaprah.
"Saya sering mendapatkan anggapan keliru misalnya, saya ketemu remaja-remaja yang hamil.
'Dokter kok masih hamil juga? Padahal kan saya setelah melakukan hubungan (sex) saya loncat-loncat, squat jump supaya turun spermanya'. Nah, itu kan salah!" ungkap dokter Boyke.
Pemikiran-pemikiran yang seperti inilah yang harus dibenarkan.
Pasalnya, meski sudah melakukan squat jump ataupun melompat-lompat, tetap akan adanya kemungkinan untuk hamil.
Apalagi dengan pernyataan kontroversial mengenai kehamilan di kolam renang oleh seorang komisioner KPAI, rasa-rasanya pendidikan seks memang sangat dibutuhkan.
"Bayangkan, orang sekelas pejabat bisa mengatakan demikian (hamil di kolam), mungkin juga mereka kurang pendidikan seks di masa kecil," ungkap dokter Boyke.
"Mitos-mitos seperti itu lah yang harus diluruskan," tambahnya.
Menurutnya, banyak sekali mitos tentang seks yang salah kaprah.
Hal ini disebabkan karena pendidikan seks di Indonesia yang tidak diberikan dengan baik.
Seksolog ini juga mengatakan jika seharusnya pendidikan seks diberikan sedari anak masih berusia dini.
Dan baiknya, dilakukan secara bertahap mulai dari jenjang sekolah dasar hingga perkuliahan.