"Sebuah Kehilangan-Pendapat Seorang Ayah
Hampir dua minggu sejak kamu pergi meninggalkan kami tiba-tiba, Ash. Semalam adalah tahlil terakhir, setidaknya sampai 40 hari. Saya banyak ditanya tentang bagaimana perasaan saya di pemakamanmu, Saya mengatakan saya tak mampu berkata apapun untuk mendeskripsikan perasaan saya- tetapi bagaimana perasaan saya saat ini?
Saya bisa berhenti sejenak untuk melihat lebih dalam untuk menjawabnya. Mati rasa, tepatnya. Saya dapat melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi sebagian besar warna hidup saya menghilang. Saya bisa tertawa, tersenyum, bercanda dengan teman-teman dan keluarga,dan berpose wefie di tahlil tetapi sebagian besar saya lakukan karena memang harus saya lakukan; senyum saya tadi malam adalah senyum paling terpaksa daripada biasanya.
Tak sampai di situ saja, Mohamed Sinclair pun menuturkan kalau dirinya mendapat sebuah surel.
Surel tersebut berisi curahan hati seorang ayah yang juga mengalami peristiwa serupa dengan Mohamed Sinclair.
"Saya masih selalu tersentuh oleh apa yang orang-orang katakan, sering kali sama sekali tidak dikenal, mengatakan pada saya bagaimana Ashraf telah mempengaruhi hidup mereka dengan berbagai cara. Salah satu orang meluangkan waktu untuk menulis sebuah surat yang indah dan menyentuh kepada saya melalui email, dia tak mengetahui Ashraf atau Bunga tetapi dia merasakan sakitnya seorang ayah kehilangan anaknya dan dia meluangkan waktu untuk menghubungi saya.
Terimakasih pak. Saya benar-benar tersentuh dengan perlakuannya, dan perlakuan-perlakuan dari yang lain. Saya mencoba untuk membalas semua ucapan belasungkawa yang membanjiri, sebagai bentuk terapi dan menjaga diri saya terutama di hari-hari awal.