Find Us On Social Media :

Detik-detik Terakhir Bung Karno Tak Dijenguk Hingga Tak Ditemani Fatmawati, Istri Pertama Presiden Hanya Bisa Pasrah saat Tahu Suaminya Bakal Tiada Hingga Beri Pesan Ini untuk Anak-anaknya

By None, Minggu, 19 April 2020 | 06:00 WIB

Bung Karno dan Fatmawati.

Berzikir

Setibanya aku, kakak-kakakku dengan istri dan suaminya masing-masing di rumah sakit, tim dokter sedang berdiri mengerumuni tempat tidur Bapak.

Sementara aku dan kakak-kakakku belum diperbolehkan masuk ke kamar Bapak.

Setelah tim dokter meninggalkan Bapak, barulah aku masuk untuk melihat keadaan Bapak. Aku melihat Bapak mulai tidak sadar.

Sementara Ibu sendiri di Sriwijaya, begitu kami berangkat menuju rumah sakit, tidak henti-hentinya berzikir hingga akhirnya berita kematian Bapak sampai ke telinganya.

Baca Juga: Pilih Nikah Muda, Artis Ini Malah Berakhir Jadi Janda Anak 1 di Usia 22 Tahun Setelah Alami KDRT hingga Pergoki Suaminya Berduaan dengan Wanita Lain di Kamar

Hanya sesaat aku dan kakak-kakakku berada di kamar Bapak, lalu kami diminta dokter untuk meninggalkan kamar.

Namun tidak lama kemudian, karena keadaan Bapak semakin buruk kami diminta dokter untuk menunggui Bapak.

Di saat-saat terakhir menjelang kepergian Bapak itulah aku hanya bisa berdoa dan berdoa.

Amanat

Pukul 07.00, Minggu 21 Juni 1970, Bapak menghembuskan napasnya yang terakhir. Aku bersyukur kepada Tuhan karena bisa menunggui kepergian Bapak.

Lalu kami diminta meninggalkan kamar Bapak, dan setelah itu aku melihat banyak sekali tentara yang katanya dari bagian dokumenter ada di dalam ruangan itu.

Tidak lama kemudian datang bergiliran Bu Hartini, Bu Dewi, dan Kartika dan kemudian Bapak Soeharto dan Ibu Tien.

Baca Juga: Bak Disambar Petir di Siang Bolong, Venna Melinda Dibuat Kelabakan dengan Pertanyaan Anak Angkatnya Soal Sosok Ayah, Ibu Varrel Bramasta: Papa Kerja, Minta Sama Allah Biar Papanya Pulang

Setelah jenazah Bapak selesai dimandikan dan peti jenazah sementara tiba, sekitar pukul 13.00 Bapak dibawa ke Wisma Yaso untuk disemayamkan semalam dari di situ peti jenazahnya ditukar dengan yang lebih bagus lagi.

Sesaat kemudian halaman wisma dipenuhi pelayat yang seakan tak bisa dibendung lagi.

Bahkan salah satu pintu masuknya jebol oleh desakan pelayat yang ingin mendekat ke peti jenazah Bapak.