"Saya tidak pernah tahu sampai kapan waktunya, ini mengingkatkan kembali pada tahun 2008 ketika ayah Kim Jong-Un, yaitu Kim Jong-Il menderita stroke dan koma," jelasnya.
"Butuh beberapa minggu sebelum dunia mengetahui bahwa dia sakit dan koma," tandasnya.
Sama seperti kasus Kim, waktu itu Kim Jong-Il tidak muncul di parade militer besar. Karena negara itu memiliki aliran informasi yang sangat minim.
Lee menambahkan, "Saya pikir, itu mencerminkan keprihatinan tidak hanya dalam negeri tetapi luar negeri, kesehatannya yang disembunyikan adalah faktor yang menyebabkan pertanyaan tentang stabilitas dalam negeri."
"Ketidakstabilan Korea Utara selama pandemi, ketika mereka mengembangkan senjata nuklir, adalah sesuatu yang tidak diinginkan negara manapun," katanya.
Kematian Kim Jong-Un bisa menggoyahkan stabilitas di Korea Utara, sementara negara itu memiliki senjata nuklir yang cukup besar, ini bisa mengancam dunia.
Saat ini Kim diyakini berusia 36 tahun, diyakini ini bukan pertama kalinya dia menghilang dari publik.
Pada 2014, dia menghilang selama lebih daru sebulan, dan TV Pemerintah Korea Utara menunjukkan dia berjalan dengan pincang.
Spekulasi tentang kesehatannya diduga karena kebiasaanya merokok berat, kenaikan berat badan dan riwayat penyakit kardiovaskular yang dibawa oleh keluarga Kim. (*)