Find Us On Social Media :

Bisa Jadi Bom Waktu yang Tiba-tiba Saja Meledak dan Mematikan, Hobi Warga Negara Indonesia Pelihara Hewan di Belakang Rumah Sangat Berbahaya, Begini Penjelasannya!

By Septiana Risti Hapsari, Selasa, 26 Mei 2020 | 11:45 WIB

Ayam

GridPop.ID - Masyarakat Indonesia memilki hobi memelihara hewan ternak di belakang rumah.

Namun siapa sangka, hobi ini adalah hobi yang berbahaya.

Menurut pakar penyakit menular di Australia, hal ini bisa memicu bom waktu penyebaran wabah penyakit.

Direktur penelitian lembaga studi CSIRO di Australia, Paul De Barro, mengatakan bahwa wabah penyakit yang dibawa ayam, babi atau kambing berisiko tinggi mengancam jiwa manusia.

Baca Juga: Ayah Tirinya Pengusaha Tajir Pemilik Toko Jam Tangan Mahal, Al El Dul Dapatkan Amplop THR yang Tebalnya Bikin Geleng-geleng Kepala, Maia Estianty Bocorkan Isinya!

Hewan peliharaan, khususnya di pinggiran kota dan kota, bisa terpapar hewan liar seperti kelelawar.

Kelelawar inilah yang membawa penyakit seperti virus Hendra atau Nipah.

"Ketika populasi urban menyebar, mereka pindah ke area hutan, area alami. Dan karena itu kita semakin dekat dekat dengan hewan liar," katanya kepada ABC.

Perubahan iklim juga dianggap sebagai faktor pemicu, di mana kita menyaksikan hewan-hewan telah mengubah perilaku mereka.

Baca Juga: 7 Tahun Jadi Mualaf, Bella Saphira Sebut Lebaran Tahun Ini Berbeda dan Amat Sederhana hingga Sajikan Minuman Anti Virus Corona, Apa Itu?

Misalnya di perkotaan semakin sering terlihat kelelawar terbang padahal 50 tahun lalu hal ini tidak dijumpai.

"Ketika kita mendapatkan perubahan ini, risiko penyakit dari hewan ke manusia semakin meningkat," ujar dia.

Wabah sulit diprediksi dan dibendung. 

Menurut Dr de Barro, risiko penyebaran penyakit dari hewan ke manusia juga bisa dialami mereka yang tinggal di perkotaan.

Baca Juga: Mati Kutu Diserang Virus Corona, Donald Trump Akui Kekalahan Negaranya Melawan Pandemi Global dengan Perintahkan Seluruh Amerika Serikat Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Misalnya di Australia ketika ada wabah flu burung, pihak berwenang sulit mendeteksi dari mana asalnya.

Sebab tiak ada pendataan kepemilikan hewan di negara itu.

Hal semacam inilah yang menurut Barro membuat wabah penyakit sulit dibendung.

"Yang tidak kita ketahui adalah kapan (wabah penyakit) muncul, kita tidak tahu frekuensinya, dan kita bahkan tidak tahu skala atau konsekuensinya," katanya.

Baca Juga: Demi Rampas Uang Rp7500, 4 Remaja ini Tega Keroyok Seorang Tukang Becak Hingga Hantam Kepala Korban dengan Cor Tiang Bendera Sampai Tewas Bersimbah Darah

"Bisa jadi ada beberapa orang yang jadi korban atau mungkin ratusan orang meninggal."

Barro menambahkan, para ahli masih belum bisa memahami bagaimana sebuah penyakit bisa berpindah dari hewan liar ke hewan peliharaan kemudian berakhir di manusia.

"Pengawasan yang kita miliki untuk penyakit-penyakit yang disebarkan oleh hewan ke manusia belum memadai," kata Dr de Barro.

"Saya tidak bisa menjelaskan mengapa, atau dalam kondisi apa, virus seperti Hendra bergerak dari kelelawar menular ke kuda lalu berakhir ke manusia. Jadi sulit untuk membuat prediksi seputar kemungkinannya," terangnya.

Baca Juga: Mantap Jadi Mualaf, Begini Cerita Dedy Cobuzier Rayakan Lebaran untuk Pertama Kalinya Bareng Sang Kekasih: Nastar Sudah Siap di Meja Kena PSBB

Survei nasional terhadap satwa liar yang terus berlangsung dan penyakit yang mereka bawa sangat penting untuk mengurangi risiko, kata Dr De Barro.

"Kami tidak benar-benar tahu penyakit apa yang ada pada burung asli, marsupial, kelelawar," katanya.

"Dan kami tidak memantau frekuensi penyakit-penyakit ini, jadi saya tidak bisa menjelaskan apakah penumpukan virus pada hewan tertentu di pinggiran kota tertentu."

Dr de Barro mengakui wabah jarang terjadi di Australia, tetapi dia memperingatkan bahwa peluang hal itu terjadi ada di sekitar kita.

"Di sebelah utara kita adalah 'wilayah panas' Asia, yaitu Asia Tenggara di mana sering terjadi penyebaran wabah penyakit karena ada warga hidup berdampingan dengan babi dan unggas dan hewan liar lainnya," katanya.

Baca Juga: Jadi Pengacara Kondang Hingga Miliki Aset Di Mana-mana, Lihat Penampakan Villa Mewah Kepunyaan Hotman Paris di Bali, Pasang Tarif Rp23 Juta per Malam!

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hobi Pelihara Hewan di Belakang Rumah Bisa Jadi Bom Waktu Mematikan"