Dijelaskan bahwa daerah yang berpotensi terjadi karhutla adalah di Pulau Sumatera.
Mulai dari Riau, Jambi, hingga Sumatera Selatan.
"Daerah rawan karhutla di wilayah Sumatera, yang relatif curah hujannya menengah sampai rendah itu dimulai dari Juni hingga September," jelas Saepudin.
Selain itu, daerah Kalimantan juga diprediksi mengalami hal serupa.
Di Kalimatan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan terutama yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan.
"Untuk wilayah Kalimantan yang perlu diwaspadai antara kisaran Agustus dan September itu curah hujan menengah sampai rendahnya signifikan," jelas Saepudin.
BMKG juga menyarankan untuk melakukan pencegahan karhutla dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
"Kami merekomendasikan jika diperlukan TMC dalam kondisi karhutla ini maka waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan tersebut adalah saat periode peralihan musim hujan ke musim kemarau," jelas Saepudin.
Teknologi modifikasi cuaca paling tepat dilakukan pada saat periode peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Bukan tanpa alasan, dijelaskan oleh pihak BMKG karena saat ini bibit awan masih banyak.
"Karena bibit hujan masih banyak jadi masih dapat disemai untuk jadi hujan untuk membasahi lahan gambut," tutup Saepudin. (*)
Artikel ini telah tayang di Nakita.ID dengan judul "Bak Duet Maut, BMKG Beri Peringatan Keras Soal Puncak Kemarau yang Lebih Parah di Tengah Pandemi Corona, Ini Sejumlah Daerah yang Diprediksi Bakal Terkena Dampaknya"