“Sudah tidak ingat kapan beli rumah itu, sudah lama. Bangun fondasinya juga sudah lama, tidak seketika, sedikit-sedikit. Pokoknya kalau ada rezeki bangun lagi, cari lagi bangun lagi,” jelasnya.
Satu-satunya rumah tetangga paling dekat adalah rumah Hartanto yang berada 10 meter di sebelah selatan rumah Giman.
Hartanto yang menyuplai kebutuhan bahan bangunan rumah Giman juga tidak tahu pasti kapan Giman memindahkan atap rumahnya.
“Tahunya malah dari warga lain yang ribut soal rumah Giman sudah pindah. Padahal dari sini kelihatan,” kata Hartanto.
Usut punya usut, Giman dulunya merantau ke Jakarta sebagai buruh bangunan.
Belasan tahun bekerja sebagai kuli bangunan membuat dia memiliki keahlian bertukang.
“Kalau mindahnya sudah tiga mingguan, tapi ramai baru lima harian. Ramainya ada videonya di media sosial,” kata Kepala Dusun Mengger Sudadi menjelaskan kepada puluhan warga yang melihat langsung rumah Giman.
Ketua Badan Pemusyawaratan Desa BPD Mengger Prawoto mengatakan, empat hari terakhir pengunjung rumah Giman mencapai lebih dari 1.000 orang.
Untuk mencegah penularan virus corona, pemuda desa membuka lahan parkir dengan jarak 100 meter dari rumah Giman dan membatasi jumlah orang yang masuk.
“Yang datang wajib pakai masker dan kita selalu semprot rumah Giman dengan disinfektan untuk mencegah virus corona,” katanya.
GridPop.ID (*)