GridPop.ID - Ada-ada saja tingkah manusia yang membuat orang lain seolah tak habis pikir.
Salah satunya adalah kisah miris yang melibatkan seorang pejabat desa paruh baya dan seorang bocah SD.
Seorang pejabat desa di Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang mengaku telah menyetubuhi seorang siswi SD ternyata sudah menikah siri.
Bahkan pria beristri yang diketahui bernama Slamet itu rupa-rupanya sudah memiliki 5 orang anak dan 3 orang cucu.
Dengan adanya laporan dari Unit PPA Satreskrim Polres Gresik, pria berusia 55 tahun bernama Slamet itu sudah dinon-aktifkan dari jabatannya sebagai Kaur Kesra Desa.
"Perangkat itu aneh, sudah nikah siri sejak lama itu," ucap Camat Sidayu, Nuryadi saat dikonfirmasi.
Pihak dari orang tua Bunga, nama samaran siswi SD dan istri dari Slamet juga sudah tahu sebelumnya.
Apalagi rumah mereka bertetangga. Sedangkan Bunga tinggal bersama neneknya di rumah.
"Usia Slamet ini sama dengan usia mbahnya (siswi SD)," kata dia.
Bahkan mereka juga sering berboncengan sepeda motor layaknya cucu dengan kakek.
Diketahui, Slamet sudah mendatangi rumah keluarga Bunga dan rumah ayah Bunga di Madura.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Slamet sempat datang melamar ke rumah keluarga Bunga.
Tapi, paman dari Bunga yang tinggal di Ujungpangkah ternyata tidak terima dan melapor ke Polres Gresik.
"Saat ini bocah perempuan sudah diungsikan setelah laporan itu. Anaknya sudah tidak di sini," ucap sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Siapa sangka, ternyata Slamet sudah dua kali melamar Bunga kepada keluarganya.
Cucu dari Slamet ini adalah teman dari Bunga yang sama-sama masih duduk di bangku SD.
Klarifikasi Slamet
Ia menceritakan bagaimana awalnya bisa sampai melamar dan menikahi siri siswi yang masih duduk di bangku SD itu.
Slamet mengaku, awalnya hampir setiap hari dia memperhatikan dan mengawasi gerak-gerik Bunga.
"Sering saya ajak bersepeda layaknya Anak dan Bapak. Waktu terus berjalan sampai kira-kira kelas 3 SD dan tak ada masalah sedikit pun. Pada suatu hari ada peristiwa yang membuat saya harus lebih perhatian menjaga," ucapnya, Jumat (17/7/2020).
Semakin intens, Slamet mengajak jalan-jalan, bersepeda dan mancing bahkan rekreasi saat libur bersama cucu dan anaknya.
Selama memperhatikan itu, rasa khawatir akan pergaulan Bunga itu muncul.
"Semakin terasa dewasa lebih awal dari pada usianya dan mulai ini aku merasa cinta padanya," kata dia.
Slamet akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan cintanya kepada Bunga.
Ternyata pria yang menjabat sebagai Kaur Kesra ini bertepuk sebelah tangan.
"Dengan berjalannya waktu dan mungkin dia merasa dewasa atau mungkin sifat buruknya semakin membelenggu (masa pubertas), akhirnya Bunga mau nikah siri dengan sarat jangan sampai siapa pun tahu," terangnya.
Dalam pernikahan secara siri itu, Slamet tidak menyebut siapa yang menjadi saksi, siapa yang menjadi penghulu.
Yang jelas pernikahan keduanya terjadi beberapa tahun lalu saat Bunga masih duduk di bangku SD.
"Untuk nikah siri itu nikah keyakinan saya. Nikah maharnya Rp 50 ribu," terangnya.
Selama itu, perjalanan cintanya berliku, tidak berjalan mulus.
Keyakinan cinta Slamet bak karang dihantam ombak, tidak tergoyahkan sedikit pun kendati usia terpaut sangat jauh.
Hubungan keduanya bahkan sempat cerai dan kembali menikah lagi secara siri dengan mahar Rp 100 ribu.
Hubungan cinta beda usia yang terjalin lagi dan menikah secara siri lagi versi Slamet ini juga disampaikannya dalam proses penyidikan di Mapolres Gresik.
Rumah tangganya secara siri ini terus berjalan hingga Bunga naik kelas VI SD.
Selama pernikahan itu, Slamet mengaku sering memberikan nafkah pada Bunga.
Bukan hanya uang belanja bulanan saja, tetapi nafkah batin berupa hubungan layaknya suami istri pun dia berikan.
"Saya tanyakan sendiri kebutuhannya, kadang perlu Rp 50 ribu kadang perlu Rp 100 ribu kadang ya Rp150 ribu yang pasti saya selalu memberi," kata dia.
Selama memberikan nafkah batin (hubungan badan), Slamet selalu mengajak di sejumlah tempat, namun tidak pernah tinggal atau menginap dalam satu malam.
"Paling banyak di rumah saya bahkan di makam sekalipun di balai desa maupun di rumahnya Bunga juga pernah," kata dia.
Kemudian Slamet berusaha melamar Bunga. Dia datang ke rumah keluarga Bunga namun ditolak keluarga Bunga.
"Kemudian pada bulan Maret 2020 kemarin, saya diputuskan, perasaan saya campur aduk ada rasa bersalah karena merasa lepas tanggung jawab dan lepas cita-cita ingin memiliki anak yang baik darinya. Saya berusaha melamar dan ditolak keluarganya," kata Slamet.
Pihaknya mencoba memberikan penjelasan kepada keluarga Bunga bahwa dia sangat mencintai Bunga meskipun berbeda usia 43 tahun.
"Saya terlalu mencintai dan jangan dengan cara ini nanti bisa malu, saya masih sering berhubungan dan ketemuan walau lamaran ditolak."
"Saya berunding dengan keluarganya, tapi yang terjadi malah ada surat polisi yang datang dan katanya pencabulan," kata dia.
Hati Slamet terpukul dan impiannya gagal memiliki dua istri.
"Sekarang tinggal urusan polisi dan saya hanya sedih bukan karena aib saja yang menyebar tapi gagal dapatkan dirinya seperti cita-cita yang saya harapkan," kata dia.
Setelah itu, istri Slamet pun tahu dan terpukul.
Bagaimana tidak, lelaki yang menemaninya mengarungi mahligai rumah tangga selama berpuluh tahun itu telah memiliki wanita idaman lain (WIL) dan masih duduk di bangku SD, sama dengan usia cucunya.
Saat ini Bunga telah diungsikan dan Slamet mengaku sudah tidak pernah lagi mengirimkan pesan atau telepon bahkan video call dengan siswi SD itu.
"Sejak putus ini, nomor saya diblokir. Saya sabar dan menunggu panggilan," pungkasnya.
Kanit PPA Satreskim Polres Gresik, Ipda Djoko Suprianto telah mengumpulkan barang bukti dan melanjurkan proses penyidikan.
Bunga, keluarga Bunga maupun Slamet juga telah dimintai keterangan.
"Secepatnya, tunggu saja," pungkasnya.
GridPop.ID (*)