Find Us On Social Media :

Tanah Surga Indonesia Perlahan Jatuh ke Tangan Asing, Menkeu Sri Mulyani Beberkan Sebabnya Hingga Sentil Kepemimpinan Soeharto yang Getol Bangun Aset tapi Tak Pernah Lakukan Pembukuan: Kalau Pengin Jual, Tinggal Jual!

By Arif B,None, Selasa, 27 Oktober 2020 | 12:40 WIB

Mantan Presiden Soeharto

GridPop.ID - Hilangnya aset-aset penting Indonesia dibeberkan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Dikatakan Sri Mulyani, hilangnya aset-aset penting dikarenakan tidak adanya pembukuan.

Sehingga, dengan mudah tanah-tanah di Indonesia jatuh ke tangan swasta.

Baca Juga: Lengkapi Surat Kendaraan, Berikut Jadwal hingga Jenis Pelanggaran yang Ditindak dalam Operasi Zebra 2020

Hal itu terungkap dalam unggahan Juru Bicara Presiden RI Fadjroel Rachman di akun Instagram @jubir_presidenri, Senin (19/10/2020).

Dalam video tersebut, tampak Sri Mulyani memberikan kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 25 September 2018 lalu.

"Mulainya Republik Indonesia enggak punya neraca," papar Sri Mulyani.

Baca Juga: Bekas Mantunya Langsung Gandeng Pebasket Ganteng Usai Cerai dari Anaknya, Roy Marten Minta Gading Marten Tak Nikahi Wanita Bodoh

Ia menjelaskan, barang berharga milik negara, termasuk aset dan properti penting sebelumnya tidak pernah tercatat sebagai milik negara.

Tidak ada pembukuan yang mengukuhkan untuk membuktikan bahwa itu adalah benar milik negara.

"Jadi barang milik negara pun tidak diadministrasikan, tidak di-record," katanya.

Ia menyebutkan hal itu sudah terjadi sejak masa kepemimpinan Presiden Soeharto.

Padahal kala itu Soeharto memimpin bangsa ini dalam kurun waktu sekira lebih dari 30 tahun, yakni sejak 12 Maret 1967 sampai 21 Mei 1998.

"Kita asal bangun. Waktu Pak Harto 30 tahun bangun banyak sekali, enggak ada pembukuannya (aset negara)," ungkap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

"Jadi waktu terjadi krisis kemudian kita punya Undang-undang Keuangan dan Perbendaharaan Negara, kita baru mulai membangun neraca keuangan," lanjutnya.

Pada proses pembukuan tersebut, Sri Mulyani menyebutkan hal pertama yang dilakukan adalah mencatat aset-aset penting yang menjadi milik negara.

Baca Juga: Puji sang Istri Setinggi Langit, Kevin Aprilio Ungkap Alasan Mantap Nikahi Vicy Setelah 5 Tahun Pacaran: Itu Udah Diuji

Ia menuturkan dulu banyak aset negara yang diperjualbelikan dengan mudah karena tidak tercatat kepemilikannya.

"Di situ baru mulai muncul, 'Mari kita membukukan dan me-record'. Pertama mengadministrasikan, masukkan dulu dalam buku," tutur Sri Mulyani.

"Belum lagi tanah-tanah. Kalau menterinya lagi senang, saya kepengin jual tanah, saya jual tanah saja," lanjutnya.

Akibatnya, banyak aset penting yang hilang begitu saja.

Baca Juga: Terungkap, Begini Awal Mula Kedekatan Syahrini dengan Reino Barack, Berawal dari Nonton Konser hingga Ketemuan di London

"Karena dulu enggak pernah ada pengadministrasian, sehingga banyak sekali republik itu kehilangan cukup banyak aset strategis," kata Menkeu.

Ia memberi contoh pada kompleks Senayan yang dibangun pada era Presiden Soekarno.

Saat itu Bung Karno membangun kompleks Manggala Warna Bakti, TVRI, Hotel Hilton, Hotel Mulia, sampai Plaza Senayan.

Seluruh area tersebut merupakan milik negara.

"Salah satu contoh yang barangkali Anda lihat adalah kompleks Senayan Gelora Bung Karno," jelas Sri Mulyani.

Meskipun begitu, negara kehilangan status kepemilikannya karena tidak pernah tercatat dalam administrasi.

Ia memberi contoh pada area Hotel Hilton yang kini bernama Hotel Sultan.

"Karena tidak pernah dibukukan, suatu saat terjadi kerja sama, tiba-tiba swasta sudah punya titel," ungkap mantan Kepala Bappenas ini.

Baca Juga: Suaminya Rela Gelontorkan Uang dan Luangkan Waktu Demi Bisa Pergi Berdua, Nia Ramadhani Justru Sibuk Lakukan Hal Ini Saat Liburan, Ardi Bakrie: Mulai Enggak Lucu Sih, Nih

"Sehingga waktu kita membuat pembukuan, Hotel Hilton itu sudah tidak ada titelnya. Kita hilang," tambah Sri Mulyani.

Ia menuturkan, pemerintah harus berupaya keras mengembalikan Hotel Hilton menjadi milik negara kembali, dengan syarat boleh dipakai dalam kerja sama dengan swasta.

Baca Juga: Belum Genap Sehari Menikah, Kevin Aprilio dan Vicy Melanie Terlibat Beda Pendapat karena Satu Hal Ini

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul, Aset Negara Banyak yang Hilang, Sri Mulyani 'Sentil' Era Soeharto: 30 Tahun Pak Harto Memimpin Tidak Ada Pembukuan, Tanah-tanah Dijual