"Saya juga pernah mengalami (kekalahan). Pada tahun 2001 dulu ada pemilihan wakil presiden yang dilaksanakan secara tidak langsung, yang memilih MPR," kisah SBY.
Saat itu SBY berhadapan dengan kontestan lain, yakni Hamzah Haz, Akbar Tandjung, Siswono Yudo Husodo, dan Agum Gumelar.
SBY lolos pada putaran pertama, namun kalah pada putaran kedua.
Saat itu, SBY mengungkapkan tim suksesnya merasakan kesedihan dan tidak bisa menerima lantaran polling memfavoritkan SBY sebagai pemenang.
"Saya bisa mengontrol emosi. Saya menenangkan, rasional saya. Tidak emosional saya."
"Bersama almarhumah Ibu Ani, saya sampaikan kepada teman-teman kekalahan ini harus diterima. Saya menyampaikan penjelasan kepada pers."
"Yang pertama saya menerima kekalahan waktu itu, yang kedua mengatakan proses pemilihannya fair."
"Yang ketiga saya mengucapkan selamat kepada wakil presiden terpilih," tambah SBY.
Setelah mengakui kekalahannya, SBY mengaku merasakan ketenangan serta dapat berdamai dengan diri sendiri.
Selain momen tersebut, SBY juga mengingat kekalahan Partai Demokrat dalam pemilihan legislatif pada 2014.
Suara Partai Demokrat berdasarkan hasil hitung cepat merosot tajam dibanding 2009.