Find Us On Social Media :

Warganya Rela Makan Kacang Liar Beracun Demi Bertahan Hidup dari Kelaparan, Peneliti Ungkap Kondisi Pertanian Timor Leste yang Memprihatinkan

By None, Senin, 7 Desember 2020 | 10:00 WIB

Warga Timor Leste

"Dua jam berjalan kaki, tumbuh di sana," katanya, sambil menunjuk ke belakang melalui bahunya dan di luar rumah dua kamar bercat merah jambu ke arah perbukitan di belakang.

Makan tanaman liar, kacang-kacangan, ubi liar dan palem sagu, adalah hal yang lumrah selama tahun-tahun paceklik ketika musim kemarau berlangsung lebih lama dari biasanya pada Mei-November.

Tahun 2015 mungkin lebih berbahaya dari biasanya, dengan Biro Meteorologi Australia telah mengumumkan peringatan El Nino secara penuh akan kemarau yang meluas dan suhu yang lebih hangat di seluruh wilayah.

Baca Juga: Tak Gubris Sindiran Nikita Mirzani yang Sebut Dirinya Wanita Simpanan, Amanda Manopo Tampil Cantik Tenteng Tas hingga Kenakan Sendal dengan Harga Selangit

Rantai kepulauan yang luas di mana Timor Leste merupakan bagiannya biasanya lebih terpukul daripada wilayah lain.

"Keseluruhan sistem pertanian di sini adalah Anda menunggu (tanah) mengering, Anda membakarnya, dan Anda menanamnya ke dalam tanah, "kata Rob Williams, seorang peneliti di Seeds of Life, sebuah organisasi penelitian di bawah Kementerian Timor-Leste untuk Pertanian dan Perikanan.

Jika cuaca berubah, sistemnya rusak, yang berarti orang bisa kelaparan, atau harus mencari makanan liar.

Bersama rekan-rekannya di Seeds of Life, Williams menulis makalah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Food Security pada Desember 2014.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Minta Saran Pilih Tempat Honeymoon, Ashanty Malah Kekeuh Mau Ikut: Kalau Ada yang Mau Ditanya-tanya

Berdasarkan berbagai studi Seeds of Life yang dilakukan di seluruh wilayah sejak pertengahan 2000-an, artikel tersebut meneliti prevalensi mencari makan untuk makanan liar di Timor-Leste.