Find Us On Social Media :

Masyarakat Harap Bersabar, Vaksin Covid-19 Pertama Kali Bakal Disuntikkan untuk Tenaga Medis, Aparat Kepolisian dan TNI yang Jadi Prioritas

By None, Jumat, 11 Desember 2020 | 16:20 WIB

Vaksin Covid-19 tiba perdana di Indonesia pada Minggu, (6/12/2020). Vaksin tiba di Bandara Soekarno-Hatta, diangkut menggunakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-300ER, pada pukul 21.30 WIB

 

GridPop.IDVaksin Covid-19 menjadi salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk menangani pandemi.

Kabar baiknya, vaksin Covid-19 beberapa waktu lalu telah dikirim ke Indonesia dan siap untuk disuntikkan.

Sejak Maret 2020 lalu, pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai upaya untuk menyiapkan pengadaan vaksin dengan berbagai produsen di dunia.

Baca Juga: Langkahi AS dan Eropa, Inggris Akan Pakai Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech Mulai Pekan Depan, Ini Tantangan untuk Negara Berkembang Kalau Mau Ikuti Jejaknya!

Di sisi lain, pemerintah Indonesia juga berusaha mengembangkan vaksin sendiri yang disebut vaksin Merah Putih.

Meski kini vaksin Covid-19 sudah ada, masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan di mana pun berada.

Hal tersebut harus dilakukan guna menekan risiko terinfeksi virus Covid-19 dan menekan penyebaran virus.

Baca Juga: Mampu Tangani Ribuan Pasien Covid-19, Dokter Spesialis Paru di Bekasi Ini Ungkap 5 Tingkatan Gejala pada Pasien Positif Corona, Salah Satunya Gejala Kristis yang Tingkat Kematiannya Tinggi

Terkait adanya vaksin, ternyata masyarakat bukan menjadi utama yang bakal menerima vaksin Covid-19 terlebih dahulu.

Namun, vaksin Covid-19 bakal disuntikkan terlebih dahulu kepada para tenaga kesehatan, aparat kepolisian dan Tentara Republik Indonesia (TNI).

Pemerintah tengah mengupayakan vaksin Covid-19 untuk segera mungkin disuntikkan ke Tenaga Kesehatan seperti dokter dan perawat serta aparat Kepolisian dan TNI merupakan garda depan (front liners).

Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sekaligus Menteri Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, menjelaksan kalau front liners menjadi wajib didahulukan untuk vaksin Covid-19.

Baca Juga: 10 Tahun Adem Ayem, Melaney Ricardo Sempat Membenci Tyson Lynch Karena Hal Ini hingga Ngaku Banyak Gak Enaknya Menikahi Pria Bule: Kalau Ribut Pusing

Menurut Airlangga, prioritas ini sesuai dengan instruksi dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo sekaligus mengikuti standar World Health Organization (WHO).

“Kami memohon kesabaran seluruh warga Indonesia karena vaksin datang secara bertahap dan karenanya kami harus membuat prioritas. Penetapan prioritas ini telah mengikuti standar yang diberikan oleh WHO dan juga melalui ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) serta mereka yang ahli di bidangnya,” jelas Airlangga.

Karena sifatnya bertahap dengan jangka waktu akhir  2020, di awal 2021 sampai dengan 2022, maka protokol kesehatan harus tetap dilakukan.

“Kami meminta masyarakat tetap menerapkan  3T, Testing, Tracing dan Treatment serta 3M, Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, Memakai Masker serta Menjaga Jarak.” Tegas Airlangga.

Jangan lupa selalu #ingatpesanibu ya, untuk melakukan 3 M ,yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, serta menghindari kerumunan.

Baca Juga: Tepis Putrinya Meninggal Karena Pembengkakan Jantung, Ayah Melisha Sidabutar Beberkan Keinginan Sang Anak Sebelum Meninggal Dunia

Saat ini, pemerintah telah menyiapkan untuk sekitar 65% dari total penduduk Indonesia, yaitu  Vaksin Program sebanyak 32 juta dosis yang digratiskan melalui iuran BPJS serta Vaksin Mandiri sebanyak 75 juta dosis.

“Sebanyak 32 juta dosis disiapkan untuk yang menerima bantuan iuran BPJS yang tidak memiliki komorbit dan berusia antara 18-59 tahun.  Rentan usia dan kondisi penerima ini disesuaikan dengan yang mengikuti uji klinis,” jelasnya.

Sedangkan untuk Vaksin Mandiri, Airlangga mengungkapkan bahwa hal tersebut dapat diakses melalui Sektor Industri Padat Karya dimana Perusahaan menyediakan vaksin untuk karyawannya dan bisa didapat salah satunya melalui BPKS KetenagaKerjaan.

“Tentunya nanti akan kita dorong lebih luas lagi bagi penerima vaksin. Hal ini harus dilakukan secara bertahap secara melihat efektivitasnya,” pungkasnya.

Pemerintah Indonesia telah menyiapkan pengadaan vaksin sejak Maret 2020 melalui pembicaraan dengan SINOVAC dan beberapa produsen vaksin lainnya. 

Baca Juga: Kini Jadi Biduan Dangdut Tersohor, Begini Mewahnya Rumah Via Vallen, Begitu Megah dan Dilengkapi Balkon Khusus

Melalui intensitas pembicaraan dengan SINOVAC,  Indonesia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti uji klinis fase ketiga dan dimulai di Bandung.

Indonesia menjadi salah satu dari lima negara yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti uji klinis fase ketiga dan sekaligus juga mendapatkan kesempatan untuk akses yang pertama melakukan pembelian.

“Akses yang pertama itu pengirimannya sesuai dengan jadwal yang kemarin kita terima 1,2 juta di bulan Desember dan di tahun depan ada 1,8 juta dalam bentuk vaksin jadi (suntikan).  Kemudian kita juga mendapatkan 15 juta di bulan Desember dalam bentuk bahan baku yang akan dipelajari Bio Farma dalam melakukan produksi vaksin,” Kata Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan dalam tahapan persetujuan BPOM dan dan mendapatkan fatwa MUI, kedua lembaga ini  sudah mengirim tim ke Cina.

“Mereka sudah melihat cara pembuatan vaksin di pabriknya di Cina. Dengan begitu diharapkan tinggal menunggu konfirmasi, evaluasi  dari fase uji klinis ketiga dan data yang diserahkan oleh SINOVAC ke BPOM,” ujarnya.

Baca Juga: Baju Mewahnya Justru Disebut Mirip Sarung, Ternyata Segini Harga Outfit Nagita Slavina, Bikin Menjerit!

Dari evaluasi dari fase ketiga uji klinis tersebut, Airlangga mengatakan, bahwa BPOM juga perlu mendapatkan seluruh informasi yang diperoleh oleh SINOVAC di seluruh negara di luar Indonesia untuk dilakukan perbandingan. 

Hal ini, menurutnya, untuk meyakinkan bahwa vaksin tersebut memiliki efektivitas serta melihat aspek keamanan, baku mutu dan prosentase keberhasilannya.

“Saat ini  mereka menganalisis laporan dan menunggu hasil uji klinis dari di Bandung. Diharapkan ketiga uji klinis ini sudah didapat datanya pada awal desember dan  membutuhkan waktu 1-2 minggu untuk membandingkan data-data dengan negara lain,” jelas Airlangga.

Pemerintah juga sudah melakukan pembicaraan dengan produser vaksin yang lain seperti COVAX, GAVI, Pfizer, AstraZeneca PLC serta Novavax. 

Baca Juga: Ayahnya Jadi Artis Populer hingga Juragan Ayam Geprek, Segini Nominal SPP Sekolah TK Anak Kedua Ruben Onsu, Setara Biaya Kuliah!

Selain itu, Pemerintah juga telah mengembangkan  Vaksin merah Putih.

 

“kami menyiapkan multi source dari vaksin untuk memastikan ketersediaannya,” tambahnya.

Airlangga juga mengundang masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam uji klinis.

Menurutnya, masyarakat dapat menghubungi Fakultas Kedokteran di universitas-universitas yang saat ini melakukan uji klinis.

Baca Juga: Gantikan Posisi Veronica Tan, Puput Nastiti Devi Sukses Curi Hati Sang Mertua hingga Tante Ahok, Langsung Kantongi Predikat Menantu Kesayangan

Misalnya, Biofarma dengan Universitas Padjadajaran, UGM dengan Taiwan, UI dengan perusahaan Amerika.  “Uji klinis ini dikoordinasi oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM.” Jelas Airlangga.

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di NOVA dengan judul "Pemerintah Ungkap Injeksi Vaksin Covid-19 Pertama Kali akan Disuntikkan untuk Tenaga Medis, Aparatur Negara, dan TNI"