Find Us On Social Media :

Mengenal Anosmia, Delirium, dan Parosmia, 3 Gejala Baru Covid-19 dan Dampaknya Bagi Tubuh Penderita

By Arif B,None, Rabu, 6 Januari 2021 | 16:00 WIB

(ilustrasi) Gejala Covid-19

GridPop.ID - Hingga saat ini, virus SARS-CoV-2 masih diteliti para ahli di seluruh dunia.

Pasalnya virus yang pertama kali teridentifikasi di Wuhan, China, itu terus menunjukkan gejala-gejala baru yang diderita pasien.

Dari yang awalnya hanya demam, batuk, sakit kepala, dan sesak napas hingga kini gejala Covid-19 bertambah.

Tercatat kini ada 3 gejala baru Covid-19. Mulai dari Anosmia hingga Parosmia.

Baca Juga: 3 Bulan Jadi Istri Indra Priawan, Sifat Asli Nikita Willy Dikuliti Keponakan Sang Suami, Sebut Ogah Dipanggil Dengan Sebutan Tante

1. Anosmia

Mengutip Kompas.com, 5 Desember 2020, anosmia adalah istilah yang merujuk pada menghilangnya kemampuan indera penciuman.

Anosmia biasanya terjadi akibat cedera kepala, masalah dengan saluran hidung, atau infeksi virus yang parah pada saluran pernapasan bagian atas.

Baca Juga: Bukan untuk Sang Calon Istri Aurel Hermansyah, Atta Halilintar Justru Kepergok Belikan Rumah Mewah Miliaran Rupiah untuk Sosok Ini

Melansir laman Harvard Medical School (HMS), anosmia merupakan gejala neurologis utama, dan merupakan salah satu indikator Covid-19 paling awal yang paling sering dilaporkan.

Para peneliti menemukan bahwa virus SARS-CoV-2 rupanya tidak menyerang neuron indera penciuman secara langsung, melainkan sel-sel pendukungnya.

“Penemuan kami menunjukkan bahwa Novel Coronavirus mengubah indera penciuman pada pasien tidak dengan langsung menginfeksi neuron tetapi dengan mempengaruhi fungsi sel pendukung,” kata Sandeep Robert Datta , profesor neurobiologi di Blavatnik Institute di HMS.

Menurutnya, anosmia pada kasus infeksi SARS-CoV-2 tidak akan merusak sirkuit penciuman secara permanen dan menyebabkan anosmia terus menerus.

Baca Juga: Akui Hubungan Terlarangnya 4 Tahun Silam, Pakar Ekspresi Justru Sebut Michael Yukinobu Sembunyikan Dua Emosi Ini: Tidak Ada Hubungannya Sama Gentleman Atau Tidak

Sehingga ketika sudah pulih, besar kemungkinan untuk indra penciuman pasien kembali.

Sementara itu, beberapa penelitian mengisyaratkan bahwa anosmia pada Covid-19 berbeda dengan anosmia yang disebabkan oleh infeksi virus lain, termasuk oleh virus corona lain.

Pada pasien Covid-19 biasanya pemulihan indra penciuman terjadi dalam waktu beberapa minggu.

Baca Juga: Jadi Wakil Rakyat dengan Gaji Rp 60 Juta, Mulan Jameela Sempat Kena Peringatan dari KPK Gegara Barang Mewah Ini

Masa pemulihan ini jauh lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari anosmia yang disebabkan oleh infeksi virus lain yang diketahui secara langsung merusak neuron sensorik penciuman.

2. Delirium

Mengutip Kompas.com, 11 Desember 2020, para peneliti dari Universitas Oberta de Catalunya (UOC), Barcelona, Spanyol, merilis sebuah studi pada awal November 2020.

Studi tersebut menyatakan bahwa delirium menjadi salah satu gejala yang muncul pada penderita Covid-19, terutama pada kelompok lanjut usia (lansia).

Delirium adalah perubahan tiba-tiba yang terjadi pada fungsi mental seseorang.

Gangguan ini menyebabkan perubahan cara berpikir dan perilaku serta tingkat kesadarannya.

Baca Juga: Kabarnya Seolah Hilang Usai Cerai Dari Laudya Cynthia Bella, Engku Emran Tetiba Bawa Kabar Mengejutkan Ceritakan Musibah yang Dilalui Orang Tuanya

Delirium juga memengaruhi kemampuan berkonsentrasi, berpikir, mengingat, dan pola tidur seseorang.

Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), dr Rubiana Nurhayati mengatakan, delirium adalah keadaan ketika kesadaran seseorang menjadi terganggu.

"Keadaan ini disebabkan hypoxia atau kekurangan oksigen di otak. Kondisi ini sering terjadi pada pasien Covid-19, di mana saturasi oksigen menurun," kata dr Rubi, dikutip dari Kompas.com, 10 Desember 2020.

Baca Juga: Ibunya Diisukan Telah Ditalak 3 Oleh Aa Gym, Putri Teh Ninih Ternyata Kerja Keras Jualan Ini, Intip Potret Dapurnya yang Jadi Sorotan

Dr Rubi mengungkapkan bahwa delirium sering terjadi pada penyakit-penyakit yang menganggu fungsi otak.

Namun, bisa juga terjadi pada pasien dengan kelainan metabolik, seperti hipoglikemia, hiponatremia dan lain sebagainya.

"Biasanya, gejalanya mudah mengatuk, bicara kacau, kadang tidak nyambung, kesadaran terganggu," jelas dia.

3. Parosmia

Mengutip Kompas.com, Minggu (3/1/2021) penderita Covid-19 yang berkepanjangan melaporkan adanya gejala baru yang mereka rasakan, yaitu parosmia.

Parosmia adalah gejala halusinasi mencium bau menyengat, seperti bau ikan yang amis, belerang, dan bau manis yang tidak enak.

Ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) di Edge Hill University Medical School, Profesor Nirmal Kumar menyebut parosmia sebagai gejala yang "sangat aneh dan sangat unik".

Baca Juga: Bukan Luna Maya ataupun Sophia Latjuba, Ariel NOAH Kepergok Bergandengan dan Bermesraan dengan Wanita Misterius Ini, Siapa?

Kumar mencatat bahwa di antara ribuan pasien yang dirawat karena anosmia jangka panjang di seluruh Inggris, beberapa mengalami parosmia.

Melasir Healthline, parosmia biasanya terjadi setelah neuron pendeteksi aroma, atau yang juga disebut indra penciuman, mengalami kerusakan karena infeksi virus atau kondisi kesehatan lainnya.

Baca Juga: Berani Kritik Pemerintah China, Deretan Pebisnis Ulung Ini Langsung Hilang Bak Ditelan Bumi, Jack Ma Salah Satunya!

Neuron-neuron itu melapisi hidung dan memberi tahu otak mengenai cara menafsirkan informasi kimiawi yang membentuk bau.

Kerusakan neuron pendeteksi aroma menyebabkan informasi kimiawi yang membentuk bau mencapai otak dengan cara berbeda, sehingga terjadi distorsi dan muncul dalam bentuk bau menyengat tidak sedap.

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia