Saat pertama kali memulai diet rendah karbohidrat, kita mungkin akan mengalami kabut otak, kelelahan mental dan perubahan suasana hati karena sumber bahan bakar utama tubuh tiba-tiba menghilang.
Setelah tubuh bisa menyesuaikan diri, gejala-gejala tersebut mungkin akan mereda, tetapi efek awal tersebut adalah bagian dari alasan mengapa diet rendah karbohidrat sangat sulit untuk dipatuhi.
Menurut Koff, banyak orang mengganti peran stimulannya dengan sumber lain, seperti kafein.
Padahal, kafein dan stimulan lainnya hanya akan memberikan efek menyegarkan jangka pendek, sementara karbohidrat sehat akan memasok otak dengan apa yang dibutuhkannya untuk menjalankan banyak fungsi tubuh serta memberikan energi jangka panjang.
Penting untuk memilih opsi karbohidrat yang lebih sehat.
Sebab, kualitas karbohidrat adalah faktor nyata dalam menentukan bagaimana otak dan tubuh akan memanfaatkannya untuk kesehatan.
4. Memicu Gangguan Makan
Memangkas satu kelompok makanan tertentu dapat berkaitan dengan gangguan makan.
Hal ini terutama berlaku untuk ortoreksia nervosa atau obsesi terhadap pola makan sehat yang berkembang menjadi sebuah gangguan makan.
Karbohidrat bukanlah satu-satunya makronutrien yang terkait dengan gangguan makan.
Namun, perlu diingat bahwa memangkas total kelompok makanan mana pun dapat berkontribusi terhadap pengembangan hubungan yang buruk dengan makanan.
Di luar kaitannya dengan pengembangan penyakit, memangkas kelompok makanan tertentu, terutama karbohidrat, juga bisa menghambat performa olahraga kita dan menyebabkan usaha kebugaran kita menjadi "stuck" alias jalan di tempat.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulBelajar dari Juwita Bahar, Ini Akibatnya jika Tubuh Kurang Karbohidrat