GridPop.ID - Saat ini dunia masih dibuat kalang-kabut dengan pandemi Virus Corona jenis Covid-19.
Padahal sudah setahun lebih virus Covid-19 ini menyerang dunia.
Dari hari ke hari, jumlah korban yang berjatuhan serta meninggal dunia pun bertambah naik.
Sampai dengan artikel ini tayang, jumlah kasus Covid-19 di dunia mencapai angka 99,7 juta.
Sedangkan jumlah korban yang meninggal dunia totalnya sebanyak 2,14 juta jiwa.
Covid-19 belum juga terkendali, dunia sudah dapatkan ancaman dari pandemi virus baru.
Virus tersebut adalah virus Nipah yang ditakutkan bakal menyebabkan pandemi berikutnya.
Virus Nipah ini digadang-gadang ditularkan oleh hewan, yakni kelelawar.
Seorang peneliti yang ditunjuk Pemerintah Thailand, Supaporn Wacharapluesadee, menganalisis soal virus Covid-19.
Saat tengah menelisik soal seluk beluk COvid-19, ia menemukan virus baru yang tidak berasal dari manusia - virus tersebut berkerabat dekat dengan jenis virus corona yang telah ditemukan pada kelelawar.
Sepanjang kariernya, Wacharapluesadee dan para koleganya telah meneliti ribuan sampel kelelawar dan menemukan banyak virus baru.
Sebagian besarnya adalah virus corona, tapi juga ada banyak penyakit mematikan lain yang dapat menular ke manusia. Salah satunya adalah virus Nipah.
Virus ini dibawa oleh kelelawar buah, yang merupakan inang alaminya.
"Ini sangat mengkhawatirkan karena belum ada obatnya... dan tingkat kematian yang disebabkan virus ini tinggi," kata Wacharapluesadee.
Dia menemukan, tingkat kematian virus Nipah berkisar antara 40 hingga 75 persen, tergantung lokasi terjadinya wabah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga meninjau daftar panjang patogen yang dapat menyebabkan darurat kesehatan masyarakat untuk memutuskan prioritas anggaran riset dan pengembangan mereka.
Mereka fokus pada patogen yang paling mengancam kesehatan manusia, yang berpotensi menjadi pandemi, dan yang belum ada vaksinnya.
Virus Nipah masuk dalam 10 besar. Karena sejumlah wabah sudah terjadi di Asia, kemungkinan besar kita masih akan menemuinya di masa depan.
Ada beberapa alasan yang membuat virus Nipah begitu mengancam.
Periode inkubasinya yang lama (dilaporkan hingga 45 hari, dalam satu kasus) berarti ada banyak kesempatan bagi inang yang terinfeksi, tidak menyadari bahwa mereka sakit, untuk menyebarkannya.
Dapat menginfeksi banyak jenis hewan, menambah kemungkinan penyebarannya. Dapat menular baik melalui kontak langsung maupun konsumsi makanan yang terkontaminasi.
Seseorang yang terinfeksi virus Nipah dapat mengalami gejala-gejala pernapasan termasuk batuk, sakit tenggorokan, meriang dan lesu, dan ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan kematian. Singkatnya, ini adalah penyakit yang sangat berbahaya bila tersebar.
Manusia bisa terpapar virus Nipah ini melalui kontak dengan kelelawar.
Ternyata virus Nipah ini sudah menyerang India pada tahun 2018 lalu.
Melansir dari Kompas.com, dikabarkan ada 10 orang tewas karena wabah virus mematikan ini.
Tak hanya itu, di tahun yang sama, ada totalnya 94 orang yang ahrus dikarantina karena wabah virus Nipah.
Hal ini dilakukan agar mencegah penularan semakin meluas.
Virus Nipah ini merebak diidentifikasi beberapa orang tewas setelah mengkonsumsi mangga bekas gigitan kelelawar.
Sejauh ini, belum ada vaksin untuk Nipah, yang juga telah menewaskan lebih dari 260 orang di Malaysia, Bangladesh, dan India, sejak wabah pada 1998.
GridPop (*)