Lantaran tiada orang terkasih di saat momen pergantian usia, Cinta Kuya merasa teramat sedih dan dengan sangat terpaksa ia harus merayakannya seorang diri.
"Banyak orang pikir, umur 17 tahun perempuan harus dirayain dengan mewah dan pesta bareng teman-teman, keluarga besar, dan aku nggak bisa rasain itu," ujar Cinta Kuya.
"Cuma aku bersyukur karena aku masih dikasih hasil swab negatif," imbuh Cinta Kuya.
Untuk mengobati rasa sedihnya, Cinta Kuya berinisiatif membeli makanan kesukaannya hingga mengenakan pakaian yang bagus.
Hal tersebut dilakukannya agar rasa kecewa dan sedihnya dapat sedikit terobati.
Cinta merasa jika kado terindah baginya kini hanyalah mengetahui anggota keluarganya dapat kembali sehat.
Ia juga harus berjuang seorang diri agar dapat menguatkan diri dari cobaan yang tengah dihadapinya.
Segala keperluan pribadi mulai dari finansial, akomodasi juga kebersihan rumah mau tak mau harus dilakukannya sendiri lantaran ia tak bisa bergantung pada siapapun.
Terlebih, Cinta juga harus mengawasi kebutuhan Nino yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah yang berbeda.
Cinta juga tak mau jika kedua orangtuanya sampai khawatir, maka dari itu ia mencoba menguatkan diri saat berkomunikasi via video call dengan Uya dan Astrid.