Find Us On Social Media :

Apa Itu Hipospadia, Kelainan Bawaan Lahir yang Diderita Anggota TNI Aprilia Manganang Hingga Buat Dirinya 28 Tahun Terjebak Sebagai Wanita

By Sintia N, Rabu, 10 Maret 2021 | 13:00 WIB

Ilustrasi pria dengan masalah alat kelamin

GridPop.ID - Nama Aprilia Manganang baru-baru ini mendadak ramai diperbincangkan khalayak.

Betapa tidak, Aprilia yang kini tergabung sebagai anggota TNI AD dikabarkan mengubah jenis kelaminnya menjadi pria.

Bukan tanpa alasan, Aprilia harus menjalani operasi perubahan jenis kelamin lantaran mengidap kelainan hipospadia.

Baca Juga: VIRAL Selama Ini Hidup Sebagai Wanita, Prajurit TNI AD Ini Ternyata Pria Tulen, Terungkap Kisah Hidupnya yang Mencengangkan

Ya, Aprilia Manganang yang selama 28 tahun ini hidup sebagai wanita ternyata adalah seorang pria tulen.

Hal itu diungkapkan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jendral Andika Perkasadi dalam jumpa pers di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021) seperti dilansir melalui Tribunnews.com.

Dalam keterangannya, ia membenarkan bahwa Aprilia Manganang memang memiliki kelainan bawaan itu sejak lahir.

Namun penyakit itu tak diindahkan hingga menyebabkan Aprilia mengalami salah deteksi jenis kelamin.

Baca Juga: Jarang Pamer Foto Ikatan Cinta, Amanda Manopo Tiba-tiba Posting Kebersamaannya dengan Arya Saloka, Penampilannya Jadi Sorotan

Tapi sebenarnya apa sih kelainan hipospadia itu? Simak yuk penjelasan berikut ini!

Dilansir dari Kompas.com, hipospadia merupakan salah satu jenis kelainan penis bawaan pada bayi laki-laki.

Kelainan bawaan ini membuat tampilan serta fungsi penis tidak normal seperti alat kelamin pria lainnya.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, hipospadia adalah kelainan bawaan di mana lubang pembukaan uretra tidak berada di ujung penis.

Untuk diketahui, uretra adalah saluran kemih untuk mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.

Baca Juga: Makin Dimanjakan Usai Dinikahi Irwan Mussry, Maia Estianty Pamer Desain Rumah Mewahnya yang Bak Villa Afrika hingga Buat Pentolan Band Legendaris Ini Beri Pujian Setinggi Langit

Tingkat penyimpangan penderita hipospadia berbeda-beda, tergantung pada posisi lubang uretra.

Bisa berada di dalam kelenjar atau ujung penis, di batang penis itu sendiri, atau bahkan di dalam skrotum yang berada di antara kedua testis.

Adapun gejalanya dapat berupa penyemprotan urin yang tidak normal atau harus duduk untuk buang air kecil.

Selain itu, panyandang hipospadia mungkin memiliki fitur lain seperti penis melengkung ke bawah (chordee) atau kulup yang tidak lengkap.

Baca Juga: Terjegal Skandal Perselingkuhan, Sosok Ini Ramal Masa Depan Nissa Sabyan yang Penuh Kegelapan Hingga Syok Temukan Kartu Kematian

Dalam kasus terakhir, kulup tidak ada di bagian bawah penis sehingga menyerupai tudung di bagian atas, yang dikenal sebagai kulup berkerudung.

Penyebab Hipospadia

 

Sampai saat ini penyebab hipospadia masih menjadi bahan perdebatan.

Melansir Mayo Clinic, penyebab hipospadia terkait dengan gangguan tumbuh kembang saat bayi masih berada dalam kandungan.

Pada janin laki-laki yang normal, sejumlah hormon akan merangsang pembentukan uretra dan kulup.

Pada pengidap hipospadia, kinerja hormon tersebut rusak, sehingga uretra berkembang secara tidak normal.

Baca Juga: Tak Salah Sandang Gelar Lady Killer, Desta Sampai Dibuat Melongo Saat Tahu Siasat Manjur Ariel NOAH Taklukkan Wanita: Kan Main Aman

Hipospadia terkadang disebabkan kelainan genetik, tapi ada juga faktor lingkungan yang menyebabkan kelainan bawaan ini, antara lain:

- Punya riwayat keluarga dengan kelainan hipospadia

- Ibu hamil di atas usia 35 tahun

- Ibu hamil terpapar zat kimia seperti pestisida atau bahan kimia industri

- Ibu hamil obesitas

- Ibu kelebihan sejumlah hormon sebelum atau selama hamil

Baca Juga: Baru Saja Diramal Bakal Rujuk, Gading Marten Tiba-tiba Pamer Kotak Cincin dan Tulis Inisial Misterius, Ayah Gempi: 2021 Siap Parkirkan Hati

Pengobatan Hipospadia

Padaa kasus berat, ahli bedah umumnya menyarankan operasi hipospadia saat bayi laki-laki berusia antara 6-12 bulan.

Tapi, operasi ini bisa dilakukan pada anak-anak sampai orang dewasa.

Jika penis tidak tumbuh normal, terkadang dokter juga menyarankan perawatan hormon testosteron sebelum operasi.

Ketika operasi hipospadia berhasil, fungsi penis bisa tumbuh dengan normal dan perbaikannya akan bertahan seumur hidup.

GridPop.ID (*)