GridPop.ID - Nama Gus Miftah tampaknya sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Sejak menjadi ulama yang mualafkan Deddy Corbuzier, sosok Gus Miftah semakin sering wara-wiri di dunia hiburan.
Bahkan ia pun di dapuk Anang Hermansyah untuk menjadi penceramah di acara pengajian dan akad nikah putrinya, Aurel Hermansyah.
Maka tak heran jika pria bernama asli Miftah Maulana Habiburrahman itu kian disorot publik.
Bahkan beredar rumor yang mengatakan bahwa dalam sekali berdakwah, Gus Miftah mampu mengantongi Rp 3 milliar.
Namun hal itu dibantah Gus Miftah.
"Bertarif 3 M, 3 M itu kepanjangan Matur nuhun Mas Miftah," kata Gus Miftah dikutip dari Acara Kopi Viral, Senin (5/4/2021) yang dikutip melalui Grid.ID.
Bagi Gus Miftah, tarif bukan menjadi patokan lantaran uang-uang hasil dakwahnya digunakan untuk para santrinya di Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta.
Tapi sebenarnya siapa sih Gus Miftah itu?
Mengapa pria berambut gondrong itu bisa mendadak terkenal dan diperbincangkan publik? Simak ulasannya berikut ini.
Dilansir dari GridStar.ID, Gus Miftah adalah seorang ulama, da'i, dan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.
Gus Miftah juga dikenal sebagai ulama muda Nahdlatul Ulama (NU) yang fokus berdakwah bagi kaum marjinal, baik melalui dakwah di dalam maupun di luar pesantren.
Ia juga dikenal sebagai guru spiritual Deddy Corbuzier hingga DJ Katty Butterfly yang juga berjasa me-mualaf-kan mereka.
Namanya mulai diperbincangkan publik ketika video dirinya viral saat memberikan pengajian di salah satu kelab malam di Bali.
Perjalanan dakwah Gus Miftah, kyai asal Ponorogo kelahiran Lampung ini, dimulai saat usianya masih 21 tahun.
Pada sekitar tahun 2000-an, Gus Miftah yang sering salat tahajud di sebuah musala sekitar Sarkem, sebuah area lokalisasi di Yogyakarta, kemudian berniatan berdakwah.
Saat itu ia ditemani Gunardi atau Gun Jack, sosok yang menjadi penguasa pada saat itu.
Bermula dari kegiatan tersebut, kajian agama mulai rutin digelar oleh Gus Miftah.
Meski awalnya banyak tantangan, tapi saat ini sejumlah pekerja dunia malam sudah menerima kehadirannya.
Tidak jarang, ketika pengajian, sejumlah jemaah meneteskan mata dan mulai merubah perilakunya secara perlahan.
Perjalanan dakwah Gus Miftah kemudian berlanjut ke kelab malam dan juga salon plus-plus.
Awalnya ia masuk lantaran mendapati keluh kesah para pekerja dunia malam yang kesulitan mendapat akses kajian agama.
Ketika hendak mengaji di luar mereka mengaku menjadi bahan pergunjingan.
Sebaliknya, di tempat kerjanya tidak ada kajian agama yang bisa didapatkan.
Berbeda dengan dulu saat mendapat penolakan ketika hendak memberi kajian, kini banyak pekerja malam yang merasa butuh untuk mendapat pengajian.
Tidak jarang beberapa banyak pekerja malam kemudian berhijrah menjadi lebih baik.
Sejak lima tahun terakhir, langkahnya pun didukung oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya asal Pekalongan.
GridPop.ID (*)