Find Us On Social Media :

Waisak 2021 Segera Tiba, Berikut 3 Makna Penting Hari Raya Umat Buddha yang Begitu Identik dengan Bulan Purnama

By Luvy Octaviani, Jumat, 7 Mei 2021 | 13:02 WIB

Hari Raya Waisak Umat Buddha

GridPop.ID - Hari Raya Waisak 2021 segera tiba.

Setiap tahunnya, umat Buddha selalu merayakan Hari Raya Waisak.

Diberitakan GridPop.ID sebelumnya, hari Raya Waisak selalu dirayakan setiap satu tahun sekali.

Untuk 2021, Waisak jatuh pada Rabu, 26 Mei.

Baca Juga: Sukses Naik Tahta Jadi Wakil Raykat di Senayan, Mulan Jameela Curi Perhatian Tampil Syar'i Serba Hitam dengan Rok Kekinian Saat Rapat, Netizen Doakan Istri Ahmad Dhani Istiqomah

Masih mengutip artikel kompas.com, adapun tanggal Waisak tak tetap setiap tahunnya.

Hal ini dikarenakan penghitungan berdasarkan bulan purnama penuh pada kalender lunar kuno Vesakha (Waisak).

Bulan tersebut memang biasanya jatuh pada Mei atau awal Juni.

Alhasil, perayaan Waisak jatuh tak jauh di rentang bulan Mei-Juni.

Sementara itu, mengutip dari laman Grid.ID, setidaknya ada 3 makna penting hari raya umat Buddha yang ada di perayaan Waisak, termasuk Waisak 2021 nanti.

Selain 3 makna penting hari raya umat Buddha dalam perayaan Waisak 2021, kamu tentu sudah tahu dengan fakta yang berkaitan dengan bulan purnama.

Ya, perayaan Waisak selalu identik dengan bulan purnama yang begitu besar nan cantik.

Baca Juga: Hidup Tanpa Ibu Sejak Usia 2 Bulan, Begini Nasib Bayi Kecil Lina Jubaedah, Teddy Sempat Diberi Wanti-wanti Ini Oleh Almarhum Istrinya

Laman Wikipedia sendiri menyebutkan bahwa hari Waisak memang dirayakan pada seputaran bulan Mei pada waktu terang bulan purnama.

Dalam agama Buddha, terang bulan purnama yang dimaksud adalah purnama sindhi.

Purnama sindhi ini rupanya memiliki 3 makna yang begitu mendalam dan sangat penting bagi umat Buddha.

Makna penting hari raya umat Buddha ini berkaitan dari lahir hingga wafatnya Buddha Gautama.

Lantas, apa saja makna penting yang dimaksud?

1. Kelahiran Pangeran Sidharta

Mengutip artikel terbitan Tribun Jakarta, Pangeran Sidharta merupakan putra dari seorang raja bernama Raja Suddhodana dan permaisurinya, Ratu Mahamaya.

Pangeran Sidharta lahir ke dunia sebagai seorang Bodhisatva atau calon Buddha.

Maknanya, Bodhisatva ini adalah seseorang yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.

Pangeran Sidharta sendiri lahir di Taman Lumbini pada 623 Sebelum Masehi.

2. Pencapaian Penerangan Agung dan Kemudian Menjadi Buddha

Baca Juga: 5 Fakta Nagita Slavina Hamil Anak Kedua, Rafathar Punya Harapan hingga Tangis Bahagia Istri Raffi Ahmad

Menginjak usia 29 tahun, Pangeran Sidharta pergi meninggalkan istana.

Tak hanya itu, Pangeran Sidharta pergi meninggalkan anak istrinya menuju hutan untuk mencari kebebasan.

Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasa dari 4 peristiwa yang dilihat oleh Pangeran Sidharta : lahir, tua, sakit, dan mati.

Pada usia 35 tahun, tepat pada saat datangnya purnama sindhi di bulan Waisak, pertapaan Pangeran Sidharta pun mencapai penerangan sempurna.

Pangeran Sidharta kemudian menjadi seorang Buddha.

Baca Juga: Harta Ibunya Ditaksir Tak Bakal Habis 7 Turunan, Anak Muzdalifah Kini Justru Bantu Orang Tuanya Jualan Kue Gegara Hal Ini, Ada Apa?

3. Parinibbana : Wafatnya Buddha Gautama

Selama 45 tahun, Buddha menyebarkan Dhamma yang diartika sebagai hukum abadi.

Lalu, pada usia 80 tahun sang Buddha ini wafat.

Wafatnya Buddha Gautama ini dikenal dengan sebutan Parinibbana.

Buddha Gautama wafat di Kusinara.

Dalam Parinibbana ini, semua makhluk, dewa, dan anggota Sanggah bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Buddha Gautama. GridPop.ID (*)