GridPop.ID - Hari Raya Waisak 2021 segera tiba.
Setiap tahunnya, umat Buddha selalu merayakan Hari Raya Waisak.
Diberitakan GridPop.ID sebelumnya, hari Raya Waisak selalu dirayakan setiap satu tahun sekali.
Untuk 2021, Waisak jatuh pada Rabu, 26 Mei.
Masih mengutip artikel kompas.com, adapun tanggal Waisak tak tetap setiap tahunnya.
Hal ini dikarenakan penghitungan berdasarkan bulan purnama penuh pada kalender lunar kuno Vesakha (Waisak).
Bulan tersebut memang biasanya jatuh pada Mei atau awal Juni.
Alhasil, perayaan Waisak jatuh tak jauh di rentang bulan Mei-Juni.
Sementara itu, mengutip dari laman Grid.ID, setidaknya ada 3 makna penting hari raya umat Buddha yang ada di perayaan Waisak, termasuk Waisak 2021 nanti.
Selain 3 makna penting hari raya umat Buddha dalam perayaan Waisak 2021, kamu tentu sudah tahu dengan fakta yang berkaitan dengan bulan purnama.
Ya, perayaan Waisak selalu identik dengan bulan purnama yang begitu besar nan cantik.
Laman Wikipedia sendiri menyebutkan bahwa hari Waisak memang dirayakan pada seputaran bulan Mei pada waktu terang bulan purnama.
Dalam agama Buddha, terang bulan purnama yang dimaksud adalah purnama sindhi.
Purnama sindhi ini rupanya memiliki 3 makna yang begitu mendalam dan sangat penting bagi umat Buddha.
Makna penting hari raya umat Buddha ini berkaitan dari lahir hingga wafatnya Buddha Gautama.
Lantas, apa saja makna penting yang dimaksud?
1. Kelahiran Pangeran Sidharta
Mengutip artikel terbitan Tribun Jakarta, Pangeran Sidharta merupakan putra dari seorang raja bernama Raja Suddhodana dan permaisurinya, Ratu Mahamaya.
Pangeran Sidharta lahir ke dunia sebagai seorang Bodhisatva atau calon Buddha.
Maknanya, Bodhisatva ini adalah seseorang yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.
Pangeran Sidharta sendiri lahir di Taman Lumbini pada 623 Sebelum Masehi.
2. Pencapaian Penerangan Agung dan Kemudian Menjadi Buddha
Menginjak usia 29 tahun, Pangeran Sidharta pergi meninggalkan istana.
Tak hanya itu, Pangeran Sidharta pergi meninggalkan anak istrinya menuju hutan untuk mencari kebebasan.
Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasa dari 4 peristiwa yang dilihat oleh Pangeran Sidharta : lahir, tua, sakit, dan mati.
Pada usia 35 tahun, tepat pada saat datangnya purnama sindhi di bulan Waisak, pertapaan Pangeran Sidharta pun mencapai penerangan sempurna.
Pangeran Sidharta kemudian menjadi seorang Buddha.
3. Parinibbana : Wafatnya Buddha Gautama
Selama 45 tahun, Buddha menyebarkan Dhamma yang diartika sebagai hukum abadi.
Lalu, pada usia 80 tahun sang Buddha ini wafat.
Wafatnya Buddha Gautama ini dikenal dengan sebutan Parinibbana.
Buddha Gautama wafat di Kusinara.
Dalam Parinibbana ini, semua makhluk, dewa, dan anggota Sanggah bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Buddha Gautama. GridPop.ID (*)