Find Us On Social Media :

Perayaan Hari Raya Waisak 2021 Tinggal Menghitung Hari, Berikut Ini 3 Fakta Menarik Tentang Peringatan Kelahiran Buddha

By Septiana Hapsari, Selasa, 11 Mei 2021 | 06:03 WIB

Candi Borobudur

GridPop.ID - Perayaan Hari Raya Waisak 2021 tinggal menghitung hari.

Di tahun 2021 ini, Hari raya Waisak jatuh pada Rabu, 26 Mei mendatang.

Adapun tanggal Waisak tak tetap setiap tahunnya.

Hal ini dikarenakan penghitungan berdasarkan bulan purnama penuh pada kalender lunar kuno Vesakha (Waisak) yang biasanya jatuh pada Mei atau awal Juni.

Baca Juga: Hari Raya Waisak 2021 Sebentar Lagi, Intip Sederet Tradisi Unik 7 Negara Asia Ini Saat Memeringati Kelahiran Buddha

Kata Waisak sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta, yakni 'Vaisakha' atau 'Vesakha' yang berasal dari nama bulan dalam kalender Buddha dan biasanya jatuh pada bulan Mei di kalender Masehi.

Dalam agama Buddha, terang bulan purnama yang dimaksud adalah purnama sindhi.

Purnama sindhi ini rupanya memiliki 3 makna yang begitu mendalam dan sangat penting bagi umat Buddha, yakni: 1. Kelahiran Pangeran Sidharta; 2. Pencapaian Penerangan Agung dan Kemudian Menjadi Buddha; 3. Parinibbana : Wafatnya Buddha Gautama

Berikut ini adalah fakta menarik tentang Hari Raya Waisak yang dilansir dari TribunTravel.com.

1. Tanggal Perayaannya Selalu Berubah

Perayaan Hari Raya Waisak selau berubah tanggalnya meskipun selalu dirayakan ketika bulan Mei setiap tahunnya.

Hal ini dikarenakan Hari Raya Waisak dirayakan pada hari ke-8 bulan ke-4 penanggalan lunar China yang berbeda dengan kalender Masehi.

Yang pasti Hari Waisak selalu jatuh pada malam bulan purnama (full moon), Jadi ketika Waisak, kamu bisa melihat bulan purnama.

Baca Juga: Menyambut Hari Raya Waisak 2021, Inilah 6 Ritual yang Kerap Dilakukan Umat Buddha Serta Sudah Jadi Tradisi Mendarah Daging

2. Peristiwa Penting Saat Waisak

Pada saat Waisak, setidaknya ada tiga peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan Buddha, yaitu kelahiran Pangeran Siddharta Gautama di Taman Lumbini.

Kemudian perayaan dimana Pangeran Siddharta mencapai pencerahan sempurna di bawah pohon Bodhi, dan ketiga terkait dengan meninggalnya sang Buddha di Kusinara.

Oleh karena hal itu, perayaan Waisak juga sering disebut Trisuci Waisak.

3. Dirayakan dengan Berbagai Ritual

Pada saat Waisak, umat Buddha melakukan beberapa ritual, dalam hal inis ering diselenggarakan di Candi Borobudur yang berada di Magelang.

Berikut berbagai ritual yang diadakan ketika memperingati Trisuci Waisak

Ritual Memandikan Rupang Buddha

Ritual memandikan Rupang Buddha melambangkan awal baru dalam kehidupan.

Baca Juga: Waisak 2021 Segera Tiba, Berikut 3 Makna Penting Hari Raya Umat Buddha yang Begitu Identik dengan Bulan Purnama

Selain itu juga untuk memberikan pesan penting bahwa kita mudah untuk membersihkan kotoran fisik, namun sulit untuk membersihkan kotoran batin, seperi kebencian, keserakahan, iri hati, dan lain-lain.

Ritual Pindapatta

Saat Waisak umat Buddha Juga melakukan ritual Pindapatta, yang berasal dari Bahasa Pali, artinya menerima persembahan makanan.

Jadi, para biksu berjalan kaki dengan kepala tertunduk sambil membawa mangkuk makanan untuk memperoleh dana makanan dari ummat.

Ritual Pindapatta melatih biksu untuk hidup sederhana dan menghargai pemberian orang lain dan ummat belajar untuk memberi dan berbuat baik.

Ritual Pradaksina

Ritual Pradaksina adalah sebuah bentuk penghormatan bagi jasa para Buddha dan Bodhisattva.

Ritual ini dilakukan dengan cara berjalan keliling dengan tertib dan rapi sebanyak tiga kali, searah jarum jam di Candi Borobudur. Wisatawan pun boleh mengikuti ritual ini.

Baca Juga: Jelang Hari Raya Waisak 2021, Inilah 4 Perayaan Waisak Umat Buddha Paling Meriah di Indonesia

Ritual Melepaskan Burung dari Sangkar dan Melepaskan Lampion

Pada saat Waisak, Umat Buddha melepaskan burung dari sangkar, hal ini dilakukan sebagai simbol dari sebuah kebebasan.

Selain itu, di Candi Borobudur juga terdapat ritual melepaskan lampion saat Waisak, ritual ini memiliki pengharapan agar umat Buddha memiliki kehidupan yang lebih baik.

Sebelum melepaskan lampion ke udara, biasanya umat Buddha berdoa untuk diri sendiri, keluarga, dan negara.

GridPop.ID (*)