Find Us On Social Media :

18 Juta Orang Disebut Nekat Mudik, Menkes Budi Gunadi Prediksi 8 Provinsi Ini Bakal Alami Lonjakan Kasus Covid-19, Pulau Jawa Malah Aman?

By Arif B, Jumat, 14 Mei 2021 | 16:32 WIB

Suasana pemudik roda dua di Karawang, Rabu (12/5/2021) dini hari.

GridPop.ID - Meski sudah ada larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah, namun tetap saja banyak masyarakat yang nekat pulang kampung.

Bahkan, menurut survey yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan ada setidaknya 18 juta orang yang nekat mudik.

Jumlah itu yakni sekitar 7 persen dari masyarakat yang akan tetap mudik meski ada kebijakan larangan mudik Lebaran 2021 atau Idul Fitri 1442 Hijriah.

Budi Karya menjelaskan dalam survei tersebut terungkap bahwa jika tidak ada larangan mudik, sebanyak 33 persen masyarakat akan mudik. Kemudian, jumlahnya menurun ketika ada opsi larangan menjadi sebanyak 11 persen.

"Setelah dilakukan pelarangan, turun jadi 7 persen," terang Budi Karya dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Selamat Idul Fitri dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Cocok Dijadikan Status WhatsApp atau Dikirim ke Sanak Saudara Saat Tak Bisa Mudik!

Hal ini ditakutkan bakal memicu lonjakan kasus Covid-19 pasca libur panjang lebaran Idul Fitri 1442 H.

Apalagi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut 8 daerah ini memiliki potensi lonjakan kasus Covid-19.

Menkes Budi Gunadi pun meminta 8 daerah ini beri tambahan ketersediaan ruang perawatan Covid-19.

Delapan daerah itu antara lain, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Lampung dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Beberapa provinsi jauh lebih tinggi kasusnya, ini yang harus menjadi perhatian kami Pemerintah Pusat dan harus menjadi perhatian Pemerintah Daerah. Kepada Gubernur, Bupati dan Walikota tolong ini dijaga,” katanya seperti yang Wartakota Live.

Baca Juga: Taat Aturan Pemerintah, Rian D'Masiv Tak Mudik dan Pilih Habiskan Waktu Selama Idulfitri di Jakarta Bersama Istri dan Anak: Masih Bisa Virtual

Saat ini Kemenkes sedang mendata seluruh kapasitas tempat tidur di seluruh faskes di Indonesia, farmasi dan alat kesehatan serta melakukan pendampingan ketat pada daerah yang terindikasi terjadi tren kenaikan kasus.

Ia menuturkan, sejak Januari antisipasi yang dilakukan adalah kesediaan tempat tidur RS, kesiapan obat-obatan dan fasilitas lainnya yakni oksigen.

Secara keseluruhan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan jumlah tempat tidur yang tersedia sebanyak 390 ribu unit

Dengan rincian 70 ribu diantaranya digunakan untuk pelayanan Covid-19.

Saat ini tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 sekitar 23 ribuan.

Sementara untuk ruang ICU, secara nasional ada sekitar 22 ribu, yang diperuntukkan untuk Covid-19 sebanyak 7.500 unit. Dengan tingkat keterisian ICU sekitar 2.500.

“Kapasitas RS dan ICU yang kita miliki, itu masih 3 kali lebih besar dibandingkan yang kita dedikasikan untuk Covid-19,” terang mantan wakil menteri BUMN ini.

Baca Juga: Nekat Terobos Larangan Pemerintah, Puspita Sarry Mudik ke Kampung Halaman Lantaran Tak Mau Sampai Kejadian Tahun Lalu Terulang Kembali: Sekarang Coba Pulang

Apabila terdapat kekurangan permintaan tempat tidur maupun ICU, pihaknya siap melakukan relaksasi dengan mengonversi RS menjadi RS khusus Covid-19.

Menkes meminta kepada seluruh kepala daerah untuk turut melakukan langkah antisipasi sekaligus pencegahan agar tidak terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang tinggi pasca libur panjang lebaran.

GridPop.ID (*)