Find Us On Social Media :

Virus Corona Varian Baru dari India Sudah Masuk ke Indonesia, 28 Warga Kudus Terjangkiti, Menkes Beri Penjelasan: Disebabkan Pekerja Migran yang Masuk Lewat Jalur Laut

By Sintia N, Senin, 14 Juni 2021 | 19:31 WIB

Ilustrasi covid-19.

GridPop.ID - Sampai saat ini masyarakat Indonesia masih terus berperang dengan virus corona penyebab penyakit covid-19.

Meski sudah setahun berlalu namun jumlah kasus positif covid-19 di berbagai daerah di Indonesia masih terpantau naik turun bak permainan roller coaster.

Malahan baru-baru ini ditemukan virus corona varian baru dari India sudah masuk ke Indonesia.

Tak main-main, virus corona dari India itu sudah menjangkiti banyak warga di Kudus, Jawa Tengah.

Terkait hal itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pun angkat bicara memberikan penjelasan.

Baca Juga: Pantas Putranya Sukes Punya Gurita Bisnis, Ternyata Ayah Raffi Ahmad Punya Latar Pekerjaan Mentereng Sampai Bisa Gaet Bambang Trihatmodjo untuk Kerjasama!

Seperti diketahui, varian baru virus corona dari India B.1.617.2 belakangan ini sedang mendapat sorotan dunia.

Siapa menyangka jika Covid-19 varian baru itu ternyata sudah terdeteksi di wilayah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Dilansir dari Kompas.com, Bupati Kudus, Hartopo membenarkan perihal temuan adanya varian baru virus corona itu di wilayahnya. 

Varian yang disebut sebagai varian delta itu telah menginfeksi 28 orang warga Kabupaten Kudus, merujuk hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium Universitas Gajah Mada (UGM).

"Dari 34 sampel, 28 sampel dinyatakan terkonfirmasi varian B1617.2 asal India," terang Hartopo saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/6/2021).

Dijelaskan Hartopo, saat ini belum bisa dipastikan Covid-19 varian baru tersebut telah menginfeksi warga Kabupaten Kudus lainnya.

Baca Juga: Perdana Muncul di Depan Publik Pasca Ditangkap Polisi Karena Narkoba, Anji Manji Tertunduk Lesu dan Minta Maaf Saat Akan Jalani Pemeriksaan

Terkait masuknya varian virus baru covid-19 di Kudus, Menkes Budi Gunadi Sadikin pun buka suara memberikan penjelasannya.

Dilansir melalui kompas.tv, Budi Gunadi membenarkan bahwa telah ditemukan varian virus corona asal India B.1.617 pada lonjakan kasus di Kudus, Jawa Tengah.

Hal tersebut disampaikan Menkes dalam seminar daring yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Jawa Tengah, Minggu (13/6/2021).

"Sudah kita teliti, hasilnya baru keluar sekitar dua hari yang lalu bahwa memang yang di area Kudus adalah varian baru yang datang dari India," kata Budi.

Baca Juga: Akui Dirinya Menghormati Gugun Gondrong, Rico Ceper Beberkan Peran Salah Satu Pendiri The Jakmania Itu dalam Kariernya

Dijelaskan Budi, masuknya varian corona B.1.617 ke Indonesia disebabkan banyaknya para pekerja migran yang kembali ke Tanah Air melalui pelabuhan-pelabuhan laut.

Menurutnya, hal ini karena tingkat keketatan pelabuhan laut berbeda dengan bandar udara yang penjagaannya sudah cukup ketat.

Pengawasan di pelabuhan laut cenderung lebih sulit karena banyaknya kapal yang mengangkut barang, termasuk yang berasal dari India.

 

Kendati demikian, kondisi penyebaran kasus covid-19 di Kudus saat ini sudah mulai stabil.

Justru daerah-daerah disekitarnya seperti Jepara, Rembang, Grobogan, Pati, bahkan di berbagai provinsi lainnya di luar Jawa Tengah yang mulai menujukkan peningkatan.

"Kudus sendiri sudah mulai flattening, tapi mulai bergeser ke daerah sekitarnya seperti Pati saya lihat ada kenaikan, di Grobogan saya lihat juga ada kenaikan, dan juga beberapa lokasi-lokasi di luar Jawa Tengah seperti di Madura, Bandung Selatan, dan sekarang juga sudah masuk ke Jakarta," jelas Budi.

Baca Juga: Biodata Artis Lesti Kejora, Biduan Dangdut Jebolan Ajang Pencarian Bakat yang Selangkah Lagi Menikah dengan Rizky Billar

Akibat lonjakan itu, menurut Budi, tingkat keterisian tempat tidur, bed occupancy rate (BOR), di rumah sakit rujukan Covid-19 juga ikut meningkat.

Sebelum libur Idul Fitri 2021, hanya 20.000 tempat tidur yang terisi dari total 75.000 tempat tidur isolasi yang disediakan pemerintah. Angka tersebut naik 100 persen dalam waktu 1 bulan dan kini sekitar 40.000 tempat tidur isolasi yang terisi.

Kondisi itu sangat mengkhawatirkan, kata Budi. Terlebih. situasi demikian diprediksi masih akan berlangsung hingga tujuh minggu pasca-libur Lebaran.

"Jadi mungkin sampai akhir bulan atau awal bulan Juli kita masih melihat adanya kenaikan," terang Budi.

GridPop.ID (*)