Find Us On Social Media :

Lancarkan Aksi Lewat Media Sosial, Sindikat Penipuan Ini Gaet Korban dengan Tawarkan Penghasilan Jor-joran Dalam Sekali Kencan

By Ekawati Tyas, Jumat, 9 Juli 2021 | 06:47 WIB

Gambar ilustrasi - prostitusi online

GridPop.ID - Tawaran penghasilan sebanyak RM7.000 atau setara dengan Rp 24 juta dalam sekali bertemu dengan 'Sugar Mummy' langsung membuat beberapa orang gelap mata.

Tak sedikit pula yang akhirnya termakan bujuk rayu dan janji manis.

Penyedia layanan Sugar Mummy diduga memberikan tawaran pendapatan yang jor-joran kepada para pelanggannya, padahal itu hanya taktik untuk menipu para korban.

Baca Juga: Nia Ramadhani Buat Pengakuan Mengejutkan hingga Ungkap Rahasia Ini: Gue Mempermalukan Diri Sendiri!

Sindikat ini memanfaatkan kondisi dimana tekanan hidup di masa kini dengan memberikan pekerjaan serta uang dengan mudah kepada mereka yang mau keluar dari masalah keuangan.

Setiap orang yang berminat untuk mendaftar pekerjaan ini mesti melalui proses pendaftaran dengan menyertakan foto serta membayar uang administrasi mulai dari RM600 hingga RM3000 atau setara dengan Rp 2 juta hingga Rp 10 juta.

Biaya yang dipatok sesuai dengan paket layanan Sugar Mummy yang ditawarkan.

Berdasarkan pantauan, sindikat membagi tiga kategori paket yag ditawarkan.

Sugar Mummy kelas A dengan tarif RM3.000, kelas B dengan tarif RM2.000 dan kelas C yakni RM600.

Presiden Malaysian Cyber Consumers Association (MCCA) Siraj Jalil menuturkan bahwa sindikat tersebut melancarkan aksinya dengan memanfaatkan platform media sosial.

Ia mengatakan bahwa sebagian besar korban penipuan ini malu saat hendak melaporkan kepada pihak berwajib lantaran berhubungan dengan tindakan asusila.

Baca Juga: Nyaris Perkosa Nenek 91 Tahun, Begini Nasib Remaja 16 Tahun Ini Usai Ditangkap Polisi

Menurutnya, taktik mereka cukup sederhana yaitu menawarkan penghasilan yang menggiurkan bahkan nyaris tak masuk akal dalam setiap pertemuan dengan Sugar Mummy.

“Kami menerima laporan terkait sindikat ini dan beberapa pelapor menjadi korban penipuan yakni termasuk mereka yang fotonya digunakan oleh sindikat.

“Taktik penipuan mereka adalah bahwa setiap orang yang ingin mendapatkan layanan harus melalui proses pendaftaran seperti menyebutkan nama, pekerjaan, foto, dan Sugar Mummy yang diinginkan.

"Kami yakin foto masing-masing individu juga digunakan untuk layanan lain atau sebagai bentuk intimidasi jika ada foto pribadi yang dikirim ke sindikat," katanya.

Siraj mengatakan sindikat tersebut memanfaatkan masalah ekonomi segelintir individu, terutama mereka yang kehilangan pendapatan karena pandemi.

“MCCA telah menerima keluhan dari mereka yang kehilangan pekerjaan dan menginginkan uang dengan mudah.

"Pada akhirnya, mereka termakan rayuan oleh sindikat penipuan ini dan beberapa kehilangan ribuan ringgit hanya untuk mendapatkan penghasilan yang menguntungkan dari layanan terkait.

"Saya juga khawatir sindikat ini akan mengirim pesan kepada siapa pun dengan tujuan untuk menarik perhatian mereka dan akhirnya dapat menjerat korban lain," katanya.

Baca Juga: Beranikan Diri Keluar Rumah Gegara Dengar Suara Aneh, Wanita Ini Dapati Ransel Bergantung di Pagar yang Isinya Bikin Syok!

GridPop.ID (*)