Find Us On Social Media :

Dokter Gizi Beri Peringatan Bahaya yang Mengintai Tubuh, Pasien Isoman Harus Hindari 2 Jenis Makanan Ini Kalau Mau Cepat Sembuh, Stop Mulai Sekarang!

By Arif B, Senin, 19 Juli 2021 | 15:42 WIB

Ilustrasi isoman

GridPop.ID - Selama ini sering terjadi kekeliruan di masyarakat di mana banyak pasien isoman suka asal mengkonsumsi makanan mentang-mentang tidak mengalami gejala yang parah.

Padahal hal ini sangat lah keliru.

Dikatakan salah seorang dokter gizi, pasien isoman tetap harus memperhatikanan asupannya termasuk menghindari 2 jenis makanan ini kalau mau cepat sembuh.

Baca Juga: Selama Ini Rakyat Indonesia Terkecoh Soal Isoman 10 Hari, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Beberkan Fakta Mengejutkan hingga Singgung Durasi yang Benar

dr. Arti Indira, Sp.GK, M.Gizi, dokter spesialis gizi, mengatakan bahwa setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi pasien isoman harus diperhatikan.

Pasalnya, asupan harian sangat memengaruhi daya tahan tubuh dalam melawan berbagai infeksi dan penyakit.

Makanan yang pertama harus dihindari atau paling tidak dikurangi porsinya adalah makanan manis.

“Jangan sampai sedang karantina di rumah tetapi pesanan makanan onlinenya seperti ini (minuman kemasan dengan kadar gula tinggi),” ujar dr. Arti dalam webinar edukasi bertajuk “Manajemen Karantina atau Isolasi Mandiri di Rumah dan Peran Nutrisi, Suplemen, Vitamin-Mineral, Herbal, serta Latihan Pernapasan”, Sabtu, 17 Juli 2021.

Melansir dari Kompas.com, minuman dengan kadar gula tinggi akan meningkatkan risiko penyakit penyerta dan membuat metabolisme tubuh tidak maksimal.

Berikut adalah beberapa makanan sumber gula yang harus dihindari untuk menjaga kesehatan:

1. Madu

2. Agave

3. Sirup jagung

4. Susu

5. Gula aren

6. Gula tebu

Baca Juga: 10 Hari Jalani Isoman Usai Terpapar Covid-19, Febby Rastanty Ungkap Ada Perubahan pada Tubuhnya: Konsepnya Gimana ya Ini

Tambahan gula ini akan memberikan kalori ekstra untuk makanan tanpa memberikan tambahan nutrisi baik.

Akibatnya, makanan tinggi gula membuat berat badan mudah naik, meningkatkan kadar gula darah, dan meningkatkan risiko masalah gigi dan mulut.

Untuk konsumsi garam, dr. Arti juga menyarankan agar tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Ia merekomendasikan agar konsumsi garam dibatasi hanya satu sendok teh per hari.

“Penggunaan garam dan penyedap dibatasi, gantilah dengan rempah-rempah. Kemudian, pilihlah nasi putih atau beras merah dibandingkan nasi yang dibumbui,” katanya lebih lanjur.

Asupan garam sebagian besar diperoleh dari makanan kemasan. Dilansir dari Healthline, berikut adalah beberapa makanan yang cenderung tinggi garam:

1. Sup kalengan

2. Ham

3. Puding instan

4. Keju cottage

5. Salad dressing

Baca Juga: Kabar Duka, Edy Oglek Meninggal Dunia Dalam Keadaan Positif Covid-19, Sempat Jalani Isoman hingga Akhirnya Dilarikan ke Rumah Sakit, Asisten: Kondisinya Terus Menurun

6. Pizza

7. Kaldu

8. Dendeng atau daging kering

9. Tortilla

10. Acar

Untuk mengurangi konsumsi garam, cara yang terbaik adalah membatasi makan makanan olahan dan kemasan.

Di samping itu, usahakan untuk selalu mengonsumsi makanan utuh dan segar sehingga nutrisi yang didapat lebih optimal.

Agar tubuh cepat pulih selama isolasi mandiri, dr. Arti juga mengingatkan agar rajin olahraga dan makan secara teratur.

“(Saat isolasi mandiri) setiap harinya lakukan olahraga, makan sesuai jadwal, sumber lemaknya lemak baik, makanannya yang rendah gula, perbanyak vitamin mineral dari bahan makanan alami, dan jika perlu suplementasi sesuai dengan rekomendasi dokter,” jelas dr. Arti.

Selain itu, seperti yang dikutip dari Kontan.co.id, hal-hal lain yang harus diperhatikan pasien isoman adalah sebagai berikut.

Baca Juga: 10 Hari Jalani Isoman, Zaskia Adya Mecca Umumkan sang Suami Sudah Sembuh dari Covid-19, Istri Hanung Bramantyo

Pasalnya jika sudah begini, pasien isoman sebaiknya melaporkan kondisinya dan pergi ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan.

"Kondisi-kondisi seperti itu perlu segera untuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan," kata Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto.

"Bahwa nanti bagaimana situasi di rumah sakit, misalnya kamarnya belum ada atau lainnya, tetapi ya kita harus tetap ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan," kata dia.

GridPop.ID (*)