GridPop.ID - Cinta merupakan perasaan suci yang biasanya muncul diantara dua orang laki-laki dan wanita dewasa.
Perasaan cinta tersebut biasanya akan berujung pada hubungan serius yang diharapkan berakhir di pelaminan.
Namun di era modern seperti saat ini, perasaan cinta disebut sudah dirasakan oleh para remaja bahkan anak-anak.
Lihat saja, ada berapa anak SD dan SMP yang mengaku sudah memiliki kekasih.
Tak heran jika kelakuan anak muda jaman now yang sedang di mabuk cinta bikin geleng-geleng kepala.
Salah satunya seperti yang dialami oleh seorang gadis remaja berusia 18 tahun ini.
Gara-gara putus cinta, remaja itu nekat datang ke rumah sakit untuk minta disunti mati. Waduh!
Ya, kisah mencengangkan sekaligus bikin geleng-geleng benar-benar terjadi di Sukabumi pada 2019 lalu.
Dilaporkan Wartakota pada 2019 silam, seorang gadis remaja tiba-tiba datang ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.
Namun, gadis yang diketahui berinisial L ini datang ke rumah sakit bukan untuk berobat.
Justru perempuan yang tinggal di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi itu berniat minta untuk disuntik mati.
"ABG masih berstatus sebagai pelajar ini datang ke rumah sakit dan langsung minta ke petugas medis untuk disuntik mati.
Saat kami menanyakan apa alasannya, perempuan tersebut mengaku baru putus dengan pacarnya," kata Humas RSUD R Syamsudin SH, Wahyu Handriana, seperti dilansir Kamis (31/1/2019).
Informasi yang dihimpun, ABG tersebut tiba-tiba datang ke rumah sakit milik Pemerintah Kota Sukabumi tersebut pada Kamis, dan masuk ke ruang instalasi gawat darurat (IGD).
L yang datang sendiri tersebut langsung mendatangi sejumlah petugas dan meminta untuk segera disuntik mati.
Petugas yang mendengar keinginan dari ABG itu langsung dibuat kaget dan mengamankannya ke ruang khusus.
Di ruangan itu, L bercerita panjang lebar perihal keinginannya agar disuntik mati.
Mendengar keluh kesah dari L, akhirnya disimpulkan bahwa dirinya tengah depresi akibat putus cinta.
Akhirnya petugas rumah sakit pun berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mencari tahu keberadaan keluarganya sebagai antisipasi mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami pernah juga menangani kasus seperti ini, jadi pihak rumah sakit memutuskan untuk melakukan pendampingan terhadap L disamping juga berkoordinasi dengan polisi untuk diawasi," kata Wahyu.
Wahyu mengatakan, yang dikhawatirkan L bertindak nekat apalagi tengah depresi.
Sehingga butuh pengawasan ketat, baik dari kepolisian dan orangtuanya perlu dilakukan, jangan sampai terjadi sesuatu terhadap dirinya.
GridPop.ID (*)