Kebanyakan orang yang tertular virus SARs-COV-2 tidak menunjukkan gejala atau mengalami penyakit ringan hingga sedang.
Gejala cenderung mereda dalam waktu 2-3 minggu setelah timbulnya gejala.
Namun, beberapa orang, bahkan setelah dites negatif untuk virus, terus mengalami gejala yang menetap selama lebih dari 4 minggu dan seterusnya.
Dengan mengingat semua ini, kelompok studi Therapies for long covid (TLC), di University of Birmingham di Inggris, telah menghasilkan prediktor tertentu dari ‘long covid’.
Mengutip dari Intisari.ID, Kelompok studi melihat ke 27 studi yang diterbitkan sebelumnya tentang ‘long Covid’ untuk mencari tahu tentang gejala yang paling umum dan juga untuk mempelajari beberapa kemungkinan indikator risiko jangka panjang.
Gejala umum yang ditemukan oleh para peneliti termasuk: kelelahan, kesulitan bernapas, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, dan perubahan indera penciuman dan perasa.
Tidak hanya itu, pasien juga mengalami gangguan tidur dan masalah kognitif seperti ketidakmampuan untuk fokus, masalah dengan ingatan, dll.
Selain mempelajari gejala umum ‘long Covid’, para peneliti juga menemukan faktor-faktor yang meningkatkan risiko risiko jangka panjang pada pasien.
Menurut para ilmuwan, ada prediktor tertentu yang dapat membantu mengevaluasi risiko Anda terkena ‘long Covid’.
Sementara, menurut penelitian, mereka yang mengalami infeksi Covid-19 ringan tidak memicu terjadinya penyakit yang berkepanjangan