1. Pengetik teks proklamasi Sayuti Melik adalah orang yang mengetik teks proklamasi. Ia bernama asli Mohamad Ibnu Sayuti lahir di Sleman, Yogyakarta, pada 22 November 1908.Jiwa dan semangat nasionalisme Sayuti diwariskan oleh sang ayah. Pada 1902, Sayuti Melik belajar tentang nasionalisme di sekolah guru di kota Solo, Jawa Tengah, hingga akhirnya timbul keinginan menentang sejarah. Tulisan-tulisan karya Sayuti pernah membuatnya ditahan oleh penjajah. Pada 1926, Sayuti ditangkap karena dituduh membantu PKI. Berulang kali ia keluar-masuk penjara. Namun, Sayuti terus bergerak dan semakin kritis. Menjelang persiapan kemerdekaan, Sayuti tergabung dalam anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Setelah mendengar berita kekalahan Jepang dari Sekutu pada 16 Agustus 1945, Sayuti Melik, Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana, dan pemuda lain berencana membawa Soekarno-Hatta agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.Akhirnya, Soekarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok dan didesak untuk mengambil tindakan sebelum terlambat. Desakan ini dipenuhi oleh Soekarno-Hatta. Rumah Laksamana Muda Maeda menjadi lokasi penyusunan naskah proklamasi. Setelah naskah proklamasi selesai, Sayuti mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani Soekarno-Hatta. Sayuti mengubah dan mengetik naskah proklamasi tersebut. Kalimat awal "Wakil-wakil bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia".