"Pada waktu saya 5 tahun bertugas di WHO Asia Tenggara yang berkantor di New Delhi India maka setiap kali pulang ke Jakarta dirinya selalu membawa titipan obat-obat dari teman-teman di Indonesia untuk konsumsi sehari-hari mereka," ujarnya.
Kementerian Kesehatan pun menuturkan akan membuka masukan dan evaluasi terkait jarga tes PCR yang lebih mahal dibandingkan dengan India.
"Pada waktu penetapan SE PCR tentunya sudah dilakukan konsultasi dengan berbagai pihak terkait termasuk auditor, jadi Kemkes tidak melakukan penetapan sendiri sama seperti penetapan HET(harga eceran tertinggi) obat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi seperti yang dikutip dari Kompas TV.
Menurut Nadia, pada prinsipsnya Kemenkes terbuka pada berbagai masukan bahkan bila perlu evaluasi harga tes PCR.
"Prinsipnya kami terbuka untuk berbagai masukan juga bila perlu dilakukan evaluasi tentang harga PCR ini," kata Siti Nadia.
GridPop.ID (*)