Dikutip dari GridPop, penduduk setempat menganggap keberadaan kucing sebagai perlambangan keberuntungan dan nasib baik.
Warga Tashirojima bahkan berlomba-lomba memberikan dua kali lipat makanan pada kucing-kucing disana.
Mereka beranggapan semakin banyak berbagi pada kucing-kucing, semakin melimpah pula rezeki yang mereka peroleh.
Namun tak semudah membalik telapak tangan, keberuntungan yang mereka damba tak lantas hadir begitu saja.
Dalam 50 tahun terakhir, penduduk Tashirojima perlahan mulai meninggalkan pulau tersebut.
Populasi manusia di pulau itu pun berkurang drastis dari 1.000 menjadi kurang dari seratus orang.
Sementara populasi kucing berkembang pesat, selain disebabkan keberadaan kucing yang 'didewakan' di pulau itu, para predator alami mereka -- seperti anjing misalnya -- tidak diizinkan berada di pulau Tashirojima.