Hati-Hati Sering Membentak Anak Bisa Berdampak Buruk pada Psikis, Ahli Beberkan Hal yang Musti Dilakukan Orangtua Apabila Terlanjur Membentak si Buah Hati

By Lina Sofia, Sabtu, 28 Agustus 2021 | 19:46 WIB
Ilustrasi marah pada anak

Ilustrasi marah pada anak

GridPop.ID - Orangtua pasti mengingkan yang terbaik untuk anaknya supaya anak tumbuh menjadi pribadi yang disiplin.

Tak jarang dalam kondisi lelah dan stress, orangtua telah habis kesabaran saat menghadapi tingkah laku anak.

Akhirnya beberapa orangtua memilih untuk membentak atau memarahi anak ketika anak tidak berperilaku sesuai keinginan orangtua.

Membentak atau memarahi anak, sengaja atau tidak sengaja dan apapun alasannya, ternyata bisa berdampak buruk bagi anak.

Dilansir dari Kompas.com, Menurut dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp.KJ (K), Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan Psikiatri Anak & Remaja, memarahi anak terutama dengan berteriak, hanya membuat anak menghentikan perilakunya untuk sementara karena merasa takut, bukan karena memahami perilakunya.

“Selanjutnya anak akan tidak peduli atau bahkan menentang. Memberikan hukuman tidak efektif untuk mengubah perilaku, karena hukuman berfokus pada perilaku negatif,” jelas dr. Gita kepada Kompas.com,

Dr. gita melanjutkan, sebaiknya orangtua berfokus pada perilaku positif anak, yaitu dengan memberikan penghargaan (reward) seperti pujian.

Saat memuji anak lakukan hanya memuji, tidak perlu disertai dengan mengingatkan anak pada perilakunya yang negatif.

“Misalnya mengatakan, ‘kamu hebat ya makanya jangan seperti kemarin kamu nakal,’ dan seterusnya. Disadari atau tidak, hal ini sering dilakukan oleh orangtua,” ujar dokter yang praktik di RS Pondok Indah, Pondok Indah ini.

Baca Juga: Ikut Evakuasi Korban Bencana Siklon Tropis Seroja di NTT, Risma Akui Sempat Dimarahi Warga hingga Bawa Kompor Gas dan Orek Tempe untuk Para Korban!

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua jika anak melakukan hal yang buruk? Dikatakan dr. Gita, jika anak melakukan hal yang buruk atau kurang baik, sebaiknya orangtua mendiskusikan perilakunya dengan nada bicara yang tenang dan tidak menasihati satu arah.

“Diskusikan, tanyakan pada anak apa konsekuensi dari perbuatannya, misalnya ketika dia merugikan orang lain atau dirinya sendiri, membuat orang lain tersinggung atau tidak nyaman,” ujarnya.

“Orangtua dapat menanyakan pada anak apabila anak melihat orang lain melakukan hal yang sama, apa parasaan, dan pikiran yang muncul,” imbuh dr. Gita.

Terlalu sering memarahi anak, menurut dr. Gita justru dapat berefek buruk dalam perkembangan psikologis anak.

Berikut ini beberapa efek buruk pada anak akibat terlalu sering dimarahi:

- Jika sering dimarahi, anak akan menjadi cemas, karena selalu mengantisipasi akan dimarahi apabila melakukan sesuatu.

- Anak yang sering dimarahi, kepercayaan dirinya rendah, peragu, dan takut melakukan sesuatu karena takut melakukan kesalahan.

- Jika sering dimarahi, anak juga dapat menjadi pribadi yang suka menentang. Anak merasa selalu tersudut sehingga pada satu momentum tertentu merasa perlu melawan. Berjaga-jaga dengan melawan terlebih dahulu sebelum dimarahi atau ketika hanya diingatkan atau ditegur ringan.

- Mungkin juga anak yang sering dimarahi akan menjadi pribadi yang agresif dan pemarah, apabila marah adalah sesuatu yang dianggap normal atau biasa di rumah.

Oleh karena itu, ketimbang memarahi anak, dr. Gita menyarankan untuk berdiskusi. Dengan berdiskusi, anak akan menjadi lebih menyadari perilakunya, mempertimbangkan perilakunya, mampu merefleksikan diri, dan menjalani proses pematangan kepribadian yang matang dan adaptif.

Baca Juga: Hati-hati Terapkan Pola Asuh pada Anak, Kenali 8 Ciri-ciri Toxic Parent yang Dapat Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Mental Sang Buah Hati

Dilansir dari Grid.ID, Putri Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, dalam sebuah acara virtual bertajuk ‘Anger Management: A Must Need for Parents’ menyebutkan bahwa membentak anak tidak akan menghasilkan apapun.

Justru, dengan membentak, anak akan mencontoh orangtua dengan balas membentak.

“Membentak juga akan berdampak pada psikologis anak di kemudian hari. Apalagi, anak itu mencontoh kita sebagai orangtua. Jadi, kalau kita membentak, anak akan semakin membentak,” ujar GKR Bendara yang dikutip dari Nakita.id.

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh orangtua apabila sudah terlanjur membentak atau tanpa sengaja membentak anak?

Menurut GKR Bendara, hal utama yang perlu dilakukan orangtua adalah dengan meminta maaf kepada anak.

Selanjutnya, berikanlah pengertian kepada anak untuk meluapkan amarahnya dengan cara berkomunikasi.

Jangan lupa juga untuk menjelaskan dengan lembut pada anak alasan orangtua marah dan membentak, tunjukkan apa yang baik dan apa yang tidak baik.

Kemudian, tenangkanlah diri terlebih dahulu dengan cara yang sederhana seperti menarik napas dalam dan meminum air putih.

Jika memungkinkan, orangtua juga bisa meninggalkan anak untuk sementara sampai emosinya mereda.

Baca Juga: Terbuka Ngaku Dirinya Menderita Bipolar, Marshanda Bicara Soal Depresi hingga Singgung Soal Pola Asuh Orang Tua: Kayak Membatasi

GridPop.ID (*)