Disinyalir, sang sopir juga diduga eksekutor kurang mahir dalam mengendarai mobil mewah itu.
Ketika parkir di garasi, posisinya tidak lurus. Hal tersebut terkuak saat olah TKP berlangsung usai kejadian.
Sementara motif sakit hati atau dendam kini tengah didalami penyidik. Namun siapa orang yang memiliki dendam pada kedua korban, ini yang tengah dikorek penyidik.
Bisa jadi dendam itu dilampiaskan dengan cara menyewa orang lain atau pembunuh bayaran.
Melihat cara eksekutor bertubi-bertubi menganiaya kedua korban, tujuannya satu yakni menghilangkan nyawa ibu dan anak.
Bisa jadi yang menjadi sasaran utama adalah Ny Tuti atau sebaliknya, korban Amalia.
Darah korban yang cukup banyak di garasi dan pintu belakang, eksekutor tak hanya sekali menganiaya kedua korban.
Namun kedua korban beberapa bahkan puluhan kali mendapat serangan benda tumpul di bagian kepala.
Kedua korban sebelum diseret ke bagasi mobil, diduga diseret menuju dekat pintu belakang. Di situ banyak darah. Ceceran darah juga tampak direrumputan, bekas tubuh kedua korban diseret menuju bagasi mobil yang ada di garasi yang jaraknya puluhan meter.
Kedua korban itu dibantai mengenaskan di rumahnya di Kampung Ciseuti Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak pada 18 Agustus 2021.
Korban Amalia Mustika Ratu saat ditemukan tidak mengenakan busana. Selain fakta itu, ternyata, saat kejadian, ada uang puluhan juta di rumah tersebut namun tidak diambil pelaku.
Kuasa hukum Yosef, suami dari Tuti sekaligus ayah dari Amalia, Rohman Hidayat menyebut bahwa ada uang Rp 30 juta di dalam rumah saat pembunuhan terjadi.
"Iya, ada uang Rp 30 juta di rumah tapi tidak diambil. Saat ditemukan uangnya masih ada dan sempat dijadikan barang bukti oleh polisi," kata Rohman Hidayat saat dihubungi pada Jumat (27/8/2021).