GridPop.id - Kabar duka lagi-lagi datang dari dunia selebriti.
Seakan tiada henti, kali ini berita duka datang dari seleb yang juga seorang mahasiswi.
Saat masih merampungkan kuliahnya, Tuhan berkehendak lain.
Ia dipanggil Yang Maha Kuasa dalam usia yang masih belia.
Tak heran bila rasa duka datang dari berbagai penjuru negeri.
"Maafkan segala kesalahannya," begitu antara lain bunyi ucapan duka.
Mereka berbondong-bondong menyampaikan belasungkawa
Banyak yang tak menyangka ia pergi begitu cepat.
Selama ini almarhumah dikenal sebagai salah satu teladan dalam segala aktifitasnya.
Banyak yang ingin mengikuti jejak langkahnya.
Ya, dia adalah Asma Rani, yang berkuliah di Abbottabad Medical College di Kohat, Pakistan.
Di mengalami peristiwa memilukan lantaran ditembak karena diduga menolak ajakan menikah dari seorang pria.
Asma Rani sudah berada pada tahun ketiga sebagai mahasiswi kedokteran.
Terdakwa, Mujahidullah, yang ingin menikahinya malah menembaknya karena menolak lamarannya.
Rani yang berada di Kohat untuk vaksinasi, baru saja meninggalkan becak bersama saudara perempuan iparnya ketika Mujahid, ditemani oleh saudaranya, Sadiqullah, melepaskan tembakan.
Gadis itu telah dilarikan ke rumah sakit dan akhirnya meninggal karena luka-lukanya.
Keluarga Asma menuduh pelaku telah mengeluarkan ancaman sebelumnya.
Ayah Asma telah memohon keadilan dari pejabat tinggi.
Mereka juga memberi tahu polisi bahwa Mujahid adalah keponakan pemimpin lokal yang berpengaruh.
Ada rasa khawatir dia akan menggunakan pengaruhnya untuk membuat keponakannya lolos.
Namun, pihak berwenang dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa polisi adalah lembaga penegak hukum independen.
Mereka akan melanjutkan penyelidikan secara profesional dan membawa pelaku ke pengadilan.
"Yakinlah tidak akan ada bantuan khusus dan pelaku ditangkap," tambahnya.
Selama penyelidikan, terungkap bahwa Mujahid telah meninggalkan Pakistan ke Arab Saudi.
Dia mengatakan terdakwa telah berangkat ke bandara Islamabad segera setelah melakukan kejahatan.
Sebuah tim investigasi gabungan (JIT) dibentuk untuk menyelidiki pembunuhan mahasiswa kedokteran ini.