GridPop.ID - Masih ingat dengan remaja Inggris, Shamima Begum yang pernah meninggalkan rumah dan bergabung dengan ISIS?
Shamima Begum merupakan salah satu remaja yang bersedia menjadi pengantin ISIS saat usianya masih 15 tahun.
Mengutip GridPop.ID yang tayang 18 Februari 2019 silam, kala itu Shamima Begum hidup di Suriah demi bisa bergabung dengan ISIS.
Shamima, kabur dari rumah dan negaranya saat masih berumur 15 tahun, dan lebih memilih untuk dinikahi dengan seorang teroris.
Sayangnya, 4 tahun hidup di 'sarang' ISIS di Suriah, Shamima pun merengek minta pulang ke negaranya, Inggris saat kewarganegaraaanya hendak dicabut.
"Aku tak tahu apa yang aku akan dapatkan ketika pergi (dari Inggris). Aku berharap, mereka (Inggris) dapat mengizinkanku pulang demi diriku dan anakku," ucap Shamima, dikutip Gridpop.ID dari The Sun.
"Aku gak bisa hidup di pengungsian selamanya, tidak mungkin," rengek remaja 19 tahun itu kala itu.
Namun permintaan Shamima ini langsung dikritik keras warga Inggris. Bahkan, organisasi Islam di Inggris pun memperingatkan bahaya yang akan dibawa Shamima ke Inggris dan dunia, jika memang diperbolehkan kembali ke Inggris.
"Aku menikah dengan suamiku. Aku tak akan menemukan yang sepertinya di Inggris. Aku punya anak. Awalnya senang disini, cuma akhir-akhir ini bertambah berat, aku sudah tak kuat," rengek Shamima.
Kepada reporter The Times yang menemukannya di pengungsian, ia tak menyesal bergabung dengan kelompok teroris yang jadi musuh dunia.
Tapi, ia masih memohon agar bisa kembali ke Inggris, cuma karena ingin anaknya mendapatkan asuransi kesehatan NHS (seperti BPJS di Indonesia).
Dua tahun pasca pengakuannya yang menggemparkan dunia, Shamima Begum sudah tak lagi tiggal di Suriah. Ia tinggal di sebuah kamp pengungsi di perbatasan negara Inggris.
Sebagaimana dilansir dari The Sun, Shamima Begum yang kini berusia 22 tahun terlihat tampil berbeda.
Ia terlihat mengenakan lipstik, atasan rompi abu-abu dan topi baseball.
Dalam wawancaranya dengan reporter The Sun, Shamima mengatakan bahwa dirinya 'dimanipulasi dan dipersiapkan" oleh ISIS ketika pindah dari Inggris ke Suriah.
Berbicara di acara Good Morning Britain selama siaran langsung TV pertamanya, mantan pengantin ISIS ini berkata:
"Jika ISIS kembali sekarang, jika mereka datang ke gerbang sekarang dan berkata, siapa yang ingin bergabung dengan kami? siapapun yang tidak bergabung dengan kami, kami akan membunuh mereka.
Aku lebih baik mati. Aku lebih baik mati daripada kembali ke ISIS," paparnya.
Ia mengakui bahwa saat itu dirinya masih terlalu muda sehingga belum sepenuhnya memahami sehingga dirinya mudah terpengaruh dan bergabung dengan ISIS.
"Saya pikir ya, saya dipersiapkan dan dimanfaatkan dan dimanipulasi," katanya kepada GMB.
Ketika ditanya apa yang dia harapkan terjadi ketika dia meninggalkan Inggris, Shamima mengatakan dia pikir dia akan "menikah, punya anak dan menjalani kehidupan Islam yang murni".
Kepada reporter GMB Richard Madeley dan Susanna Reid, Shamima mengatakan tidak ada tempat bagi wanita dan anak-anak di sana.
"Saya tahu ada perang tetapi tidak di tempat tinggal wanita dan anak-anak. Saya pikir itu akan aman bagi saya. Saya tidak tahu Isis ingin mengambil alih dunia."
Sambil menyapu rambut dari wajahnya, dengan tangan yang dihiasi cat kuku berwarna merah muda, Shamima menyangkal dirinya terlibat langsung dalam persiapan teroris.
"Saya bersedia pergi ke pengadilan dan menghadapi orang-orang yang membuat klaim ini dan membantah klaim ini, karena saya tahu saya tidak melakukan apa pun di ISIS selain menjadi ibu dan istri.
"Klaim ini dibuat untuk membuat saya terlihat lebih buruk karena Pemerintah tidak memiliki apa-apa pada saya. Tidak ada bukti karena tidak pernah terjadi apa-apa."
Ia juga meminta agar masyarakat Inggris mau memaafkannya karena aksinya yang meninggalkan negara demi bergabung dengan ISIS.
"Saya tahu sangat sulit bagi orang-orang Inggris untuk mencoba dan memaafkan saya karena mereka telah hidup dalam ketakutan akan ISIS dan kehilangan orang yang dicintai karena ISIS, tetapi saya juga hidup dalam ketakutan akan ISIS dan saya juga kehilangan orang yang dicintai karena ISIS, jadi saya bisa bersimpati dengan mereka dengan cara itu.
"Saya tahu sangat sulit bagi mereka untuk memaafkan saya, tetapi saya mengatakan dari lubuk hati saya bahwa saya sangat menyesal jika saya pernah menyinggung siapa pun dengan datang ke sini, jika saya pernah menyinggung siapa pun dengan hal-hal yang saya katakan."
GridPop.ID (*)