"Kalau kita ngelakuin doa-doa melalui dukun itu apakah kita dosa?" tanya Boy William.
"Enggak dosa, itu kan karena Allah harus disyariatkan.
Harus pakai syariat, semua punya syariat," tandas Abah Abdul.
Bagaimana hubungan sebab-akibat antara susuk dan daya pikat?
Memang sulit mencari pertanggungjawaban rasionalnya, apalagi tak tersedianya perangkat dan alat ukurnya. Ini mungkin yang membedakan ilmu dan ngelmu.
Melansir dari Intisari.ID, susuk memang telah menjadi realitas tersendiri, sesuatu yang hidup dan menjadi bagian dari sistem kebudayaan sebagian masyarakat kita.
Hal ini terbukti dengan para pelanggan yang mendatangi dukun tadi.
Pada penyanyi misalnya, susuk dipasang di tenggorokan agar suaranya nyaring.
Untuk pemain sepak bola susuk akan dipasang di telapak kaki.
Ada susuk sebesar jarum pentul, runcing kedua ujungnya. Ada pula susuk tulang menjangan sebesar peniti yang terbungkus kain putih.
Konon, bentuk susuk terakhir ini membuat pemakainya punya katosan. Barang siapa menggembol jimat tersebut konon kebal senjata tajam.
Susuk pertama bertahan di tempat yang ditentukan, kekuatannya pun terbatas di sekitar wildyah itu saja.
Sedangkan jenis susuk yang kedua, lebih meluas karena ia akan beredar mengikuti aliran darah.
GridPop.ID (*)