Find Us On Social Media :

Meninggal Dalam Kondisi Hamil, Wanita Ini Tetiba Melahirkan Bayi Dalam Peti Matinya hingga Buat Semua Orang Syok, Begini Kondisi sang Anak yang Tak Diduga

By Luvy Octaviani, Minggu, 26 September 2021 | 19:01 WIB

Ilustrasi bayi yang baru dilahirkan

GridPop.ID - Membuat semua orang syok, wanita ini melahirkan bayinya dalam peti mati.Sebelumnya, wanita ini dinyatakan meninggal dunia dalam kondisi hamil.Tak langsung dimakamkan, jenazah wanita ini terlebih dahulu disemayamkan oleh pihak keluarganya.Dilansir dari pemberitaan Nakita.ID, peristiwa mengejutkan ini terjadi pada tahun 2018 silam di sebuah kawasan yang berada di Provinsi Cape Timur, Afrika Selatan.Wanita malang ini bernama Nomveliso Nomasonto Mdoyi (33) yang melahirkan bayinya, setelah dinyatakan meninggal dunia 10 hari sebelumnya.Jasad Nomveliso tak langsung dikuburkan karena harus disemayamkan selama 10 hari di rumah duka.Sungguh mengejutkan dan nyaris mustahil terjadi, jenazah ibu hamil yang telah disemayamkan selama 10 hari ini mendadak melahirkan seorang bayi dalam peti matinya.Suatu hari, Nomveliso mengeluh kesulitan bernapas sepulang bekerja.

Baca Juga: Dulu Pontang Panting Jualan Sop Buah untuk Biayai Mantan Suami, Biduan Cantik Ini Kini Hidup Berbeda Pasca Dinikahi Pengusaha Tajir

Tidak jelas penyakit apa yang ia derita, tetapi beberapa hari kemudian dia meninggal dunia.Nomveliso meninggalkan 5 anak kecil, kematiannya juga membuat keluarganya terkejut sekaligus sedih.Kemudian, keluarganya membawa jenazahnya ke penyelenggara pemakaman untuk mempersiapkan penguburannya.Namun, bukannya langsung dikebumikan, mayat Nomveliso justru diletakkan di sebuah peti mati selama berhari-hari.Selama 10 Hari Nomveliso tidak segera dikembumikan hingga sesuatu yang menggemparkan terjadi.Namun, bukannya langsung dikebumikan, mayat Nomveliso justru diletakkan di sebuah peti mati selama berhari-hari.Selama 10 Hari Nomveliso tidak segera dikembumikan hingga sesuatu yang menggemparkan terjadi.Fundile Makalana, pemilik rumah pemakaman Lindokuhle Funeral mengatakan, "Ketika staf kami membawa mayat dari baki ke peti mati, untuk persiapan pemakaman kami menemukan bayi yang baru lahir di antara kedua kaki jenazah.""Bayinya sudah mati. Kami sangat terkejut dan ketakutan dengan kejadian ini, tapi kami tidak bisa memastikan kelamin bayi," katanya.

Baca Juga: Heboh Pengantin Pria Lari Terbirit-birit Usai Lihat Wajah Calon Istrinya, Terkuak Fakta Tak Disangka di Balik Insiden Ini, Endingnya Sungguh Mencengangkan

"Saya telah bekerja selama 20 tahun namun belum pernah melihat hal semacam ini terjadi," sambungnya.Peristiwa langka itu membuat Mandzala Mdoyi (76) ibu Nomveliso syok dan panik mendengar kabar tersebut."Saya berusia 70 tahun, tetapi belum pernah mendengar kasus semacam ini," katanya."Mengapa terjadi pada putri saya, saya baru menerima kabar putri saya meninggal, tapi saya juga memiliki cucu yang meninggal, saya berdoa semoga semua yang terjadi bisa dijelaskan," tambahnya.Menurut media lokal fenomena semacam ini ternyata bisa dijelaskan.Wanita masih bisa melahirkan ketika mati adalah karena pembusukan jaringan dan sel-sel orang mati.Karena dekomposisi terjadi, peningkatan pesan dalam jumlah bakteri anerob menyebabkan penipisan oksigen.Pada gilirannya menyebabkan akumulasi gas seperti karbon dioksida dan metana.Gas-gas ini tidak hanya menyebabkan tubuh membengkak, tetapi mereka memiliki peran sama dengan agen yang menyebabkan kontraksi prenatal pada tubuh wanita selama persalinan normal.Ketika volume gas meningkat, akan memengaruhi atau lebih tepatnya menciptakan tekanan untuk mendorong janin keluar dari tubuh ibu.Demikian fenomena tersebut dijelaskan, mengapa bisa terjadi kelahiran di dalam peti mati selama pembusukan tubuh manusia.Pasca kejadian tersebut, tubuh Nomveliso dan anaknya dikremasi.

Baca Juga: Demi Penuhi Ritual Pesugihan, Seorang Ibu Tega Paksa Anak di Bawah Umur Puaskan Nafsu sang Dukun di Penginapan Hanya untuk Dapatkan Harta Duniawi Ini

Tiga Ancaman Penyebab Kematian IbuDilansir dari laman kompas.com pada artikel 2014 silam, menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) Dwiana Ocviyanti, secara garis besar merinci 3 hal ancaman penyebab kematian ibu yang sering terjadi berikut ini:1. Plasenta previa Istilah ini digunakan untuk kondisi plasenta menutupi jalan lahir sehingga memicu terjadinya pendarahan, sementara bayi tidak dapat dikeluarkan. "Belum diketahui apa yang menyebabkannya, namun sebenarnya kondisi ini bisa dideteksi dengan ultrasonografi (USG) di usia kehamilan 3-4 bulan," jelas Dwiana saat ditemui dalam acara Nutritalk Sarihusada, Selasa (28/1/2014) di Jakarta. Oleh karena itu, dia menegaskan agar ibu hamil tidak malas memeriksakan kehamilannya secara teratur. Meskipun kehamilan pertama bisa dilewati dengan sehat, risiko kondisi ini bisa terjadi di kehamilan berikutnya, bahkan justru meningkat. "Kebanyakan ibu hamil hanya rajin periksa kandungan di kehamilan pertama, kehamilan selanjutnya sudah merasa piawai dan tidak rajin lagi. Padahal justru risiko komplikasi akan meningkat di kehamilan selanjutnya, apalagi kalau sudah sering hamil," paparnya.

Baca Juga: Boyong Istrinya Tinggal di Hutan Belantara, Pria Ini Beberkan Alasan Tak Disangka Pilih Menetap di Hutan, Terungkap Cara Mereka Bertahan Hidup Selama 15 Tahun

2. Solusio plasenta Kondisi ini dikenal juga dengan istilah awam ari-ari lepas. Solusio plasenta biasanya terjadi karena trauma, seperti terjatuh, atau mendapat kekerasan. Kondisi ini berbahaya karena akan memicu pendarahan dini dan mengakibatkan kematian bagi ibu maupun janin.

3. Pendarahan saat bersalin Pendarahan merupakan kondisi yang sangat berbahaya bagi ibu. Pasalnya, Dwiana menjelaskan, dalam satu menit, darah yang keluar akibat pendarahan bisa mencapai 500 cc."Kita tahu, darah manusia hanya 5 L, jadi kalau terjadi pendarahan, 10 menit saja, ibu bisa meninggal kalau tidak segera ditangani," jelasnya. Pendarahan saat bersalin terjadi karena rahim yang tidak mau mengerut setelah melahirkan. Ibarat karet, rahim bisa melebar saat hamil dan perlu mengerut lagi sesudah melahirkan.Namun semakin sering hamil, elastisitas ini semakin berkurang dan risiko pendarahan pun meningkat.

"Jika sudah terjadi pendarahan, dokter harus segera menghentikannya dengan mengerluarkan rahim," ujarnya.

Baca Juga: Sakit Kepala Berlebih hingga Berbeda dari Biasanya Bisa Jadi Gejala Tumor Otak, Simak Beberapa Kondisi yang Muncul Akibat Tumor Otak yang Wajib Anda Ketahui

GridPop.ID (*)