Kebanyakan perempuan yang pernah mengalami keguguran satu kali biasanya akan mampu memelihara kehamilan yang berikutnya.
Namun, 1 persen dari perempuan hamil akan mengalami keguguran berulang sebanyak tiga kali atau lebih.
Penyebabnya jarang sekali diketahui sehingga hal ini menyebabkan perempuan merasa sedih dan frustrasi.
Dilansir dari Kompas.com menurut Dr Hassan Shehata, direktur medis dari The Miscarriage Clinic di London, banyak pasien yang kecewa dengan cara dokter mengatasi keguguran berulang.
"Keguguran tidak dipandang sebagai kondisi yang serius karena tidak membuat perempuan yang mengalaminya meninggal dan biasanya tidak ada bayi yang bisa dipeluk atau dikubur," katanya mengakui.
Padahal, lanjut Shehata, tak seorang pun bisa merasakan sedihnya kehilangan bayi, kecuali perempuan yang mengalaminya.
Jika keguguran telah terjadi tiga kali, harus dilakukan pemeriksaan khusus untuk si pasien.
Shehata mengatakan, saat ini muncul bukti-bukti bahwa masalah tiroid, penyakit seliak (kelainan yang menyebabkan usus tidak mampu menyerap nutrisi), dan sindrom ovarium polikistik (kelainan endokrin pada sistem reproduksi wanita) bisa menjadi faktor yang menyebabkan keguguran.
Untuk mengetahui apakah penyebab keguguran adalah salah satu dari penyakit ini, perlu dilakukan tes darah.
Misalnya, untuk mengetahui apakah sistem kekebalannya overactive (yang bisa menyebabkan penolakan janin) atau ada kelainan darah, seperti sindrom Hughes (pengentalan darah berlebihan yang menghambat suplai gizi ke janin).
Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan antara lain biopsi dari lapisan rahim untuk memeriksa kadar progesteron setelah ovulasi (hormon yang diperlukan untuk memastikan embrio tertanam dengan semestinya di dinding rahim).
Selain itu, perlu juga dilakukan USG dan pemeriksaan dalam untuk mengetahui adanya kekurangan anatomis.
Kemudian, Anda dan pasangan juga bisa memeriksakan apakah ada ketidaknormalan kromosom.
GridPop.ID (*)