GridPop.ID - Karena obsesi menjadi cantik, tidak jarang ada yang nekat melakukan operasi plastik meski tahu prosedurnya berbahaya.
Seperti pada kisah seorang wanita bernama Sivan Himmelman yang memutuskan untuk melakukan operasi plastik pada beberapa bagian tubuhnya ini.
Sederet tindakan yang dijalani oleh Sivan yakni sedot lemak, pengencangan bokong, hingga operasi payudara.
Ketiga tindakan tersebut dilakukan di hari yang sama.
Namun sayang, hasilnya tidak seperti yang ia harapkan.
Bukannya cantik, tubuh Sivan justru berubah mengerikan.
Sivan pun mengungkapkan kronologi kejadian malang yang menimpanya itu.
Melansir The Sun, Sivan melakukan operasi lantaran merasa malu dengan bentuk tubuhnya dan ingin memperbaikinya.
"Saya merasa bahwa saya tidak memiliki lekuk tubuh dan pantat saya terlalu kecil, dan saya selalu berharap bisa punya lekuk tubuh yang indah dan terlihat penuh di bagian bawah (bokong). Saya merasa malu dan ingin memperbaiki bentuk tubuh saya," kata Sivan.
Sivan berharap operasi plastik yang dijalaninya ini bisa membuatnya semakin percaya diri.
"Saya pikir dengan operasi ini bisa memperbaiki bagian tubuh yang membuat saya tidak nyaman, membuat saya semakin percaya diri dan memiliki keberanian untuk menghadapi hidup," imbuhnya.
Wanita berusia 40 tahun ini awalnya hanya ingin mengencangkan bokongnya.
Namun ternyata dokter bedah di tempatnya menjalani operasi menawarkan implan payudara dengan harga diskon.
Termakan rayuan, Sivan akhirnya menerima tawaran dokter itu.
Ia pun membayar biaya tambahan sebesar 2.000 USD atau sekitar 28,3 juta.
"Saya melakukan konsultasi pada 3 September 2019 dan ahli bedah berhasil memeras saya pada 5 September," ceritanya.
Sivan menjalani prosedur Brazilian butt lift atau mengambil lemak yang ada di tubuh dan menyuntiknya ke bokong untuk mempercantik bentuknya.
Tindakan yang dijalani oleh Sivan ini termasuk operasi plastik yang paling berbahaya.
Menurut Asosiasoi Ahli Bedah Plastik Estetika Inggris (Baaps), lemak yang disuntikkan ke pembuluh darah besar bisa mengalir ke jantung, otak, hingga paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan penyumbatan yang fatal.
"Komplikasi dari tindakan ini meliputi infeksi bakteri parah termasuk MRSA dan Pseudomonas, kematian jaringan (nekrosis), jaringan parut luka pecah (dehiscence), dan abses," kata Baaps.
Ketika operasi dimulai, Sivan mengatakan bahwa ia tak memiliki banyak lemak di tubuhnya.
Ahli bedah pun menanganinya dengan cara mengambil lemak di area perut paha bagian dalam, lengan, hingga panggul.
Lemak tersebut kemudian dipindahkan dengan cara menyuntikkannya ke bagian bokong.
"Saya juga memiliki implan yang membuat payudara saya berukuran 33 DD, meski saya memintanya lebih kecil," ujarnya.
Namun setelah operasi selesai, Sivan justru dibuat menyesal ketika melihat hasilnya.
Sehari setelah operasi saat Sivan melepas perban, ia terkejut melihat tubuhnya penuh memar berwarna biru dan hitam mulai dari bagian paha ke dada.
Sivan sempat berpikir positif kalau kondisi tersebut akan segera membaik.
Namun ternyata kondisinya justru memburuk dan ia merasakan gatal, kesemutan, hingga kulit mengelupas.
"Tapi, itu malah bertambah lebih buruk. Muncul memar dan lecet yang terbuka serta luka. Kulit saya mati rasa, gatal, dan kesemutan, kemudian kulitnya mulai mengelupas," jelas Sivan.
Setelah 10 hari di Meksiko untuk menjalani operasi, Sivan akhirnya kembali ke Amerika.
Nahas, ia justru didiagnosis mengalami infeksi.
"Kulit saya melewati banyak tahap - saya mengalami kekeringan, ruam, gatal, kesemutan, sensasi mati rasa, dan kehilangan elastisitas. Kemudian kulit saya mulai berubah warna dan saya mengembangkan keloid, bekas luka internal yang menyakitkan, benjolan, dan nekrosis," katanya.
"Menakutkan dan memilukan untuk melihat ke cermin karena perut saya terlihat seperti seseorang yang mengalami kekerasan," lanjutnya.
Untuk menangani kondisi yang dialami, Sivan berkonsultasi dengan ahli bedah lainnya.
Namun ternyata para dokter bedah justru tak ada yang berani membantu karena merasa ini berkaitan dengan masalah pertanggung jawaban.
GridPop.ID (*)