GridPop.ID - Sebuah kejadian mencengangkan yang dialami sekelompok pemuda di Malaysia baru-baru ini viral di media sosial.
Pria bernama Mohd Faris Zulkarnain itu menceritakan pengalaman buruknya saat bersantap ria di sebuah restoran.
Namun permasalahan mulai terjadi ketika ia dan kawan-kawannya berniat untuk membayar makanannya.
Dilansir dari Tribun Trends, kejadian itu bermula saat Faris bersama teman-temannya tengah berlibur ke Pulau Langkawi, Malaysia.
Dikutip dari laman ohbulan.com pada Sabtu (6/11/2021), Faris dan enam orang lainnya lantas mampir ke sebuah restoran untuk makan ikan bass seberat 7 kg.
Betapa terkejutnya mereka ketika tiba-tiba diminta membayar sebesar 1.196 ringgit atau sekitar Rp 4 jutaan hanya untuk ikan tersebut.
Mendapati hal tersebut, Mohd. Faris Zulkarnain pun membagikan ceritanya di laman Facebook-nya.
Kisahnya pun viral hingga menjadi buah bibir di kalangan netizen dunia maya.
Mulanya, diceritakan Faris, ia dan enam orang lainnya memesan dua ikan sea bass beserta menu lainnya.
Namun tak lama setelahnya, salah satu pelayan kembali untuk mengkonfirmasi ukuran ikan.
"Setelah berkeliling beberapa pulau di Langkawi, kami dibawa ke salah satu restoran untuk makan siang, seperti kebiasaan kami untuk memesan menu yang biasa dipesan di toko tomyam mana pun.
Biasanya untuk makan tujuh orang, dua ikan bass sudah cukup, jadi kami memesan dua ikan untuk tujuh orang untuk dimakan bersama dengan menu lainnya.
Kemudian, seorang karyawan datang untuk memberi tahu kami untuk menggandakan konfirmasi ikan yang kami pesan.
Kami bertanya lagi berapa besar ikan itu. Setelah ditunjukkan ukuran ikan dengan tangannya, kami sepakat untuk mengambil satu saja. Ukurannya sedikit lebih besar dari sea bass yang biasa kita makan.
Saat sampai di menu yang sudah dipesan, kami kaget ternyata ikan bass disajikan dalam satu piring besar (piring ikan biasa) sebanyak lima piring.
Kami bahkan mengatakan ini bukan untuk tujuh orang, tetapi ini bisa dimakan 30 orang.
Saat itu saya sudah mengantisipasi bahwa harganya mungkin akan mahal. Saya membayangkan mungkin harganya sekitar RM 700,00 - RM 800,00."
Benarlah dugaan Faris. Saat ingin membayar, Faris mengaku kaget melihat jumlah total makanan itu.
"Yang mengejutkan saya, saya melihat tagihannya adalah RM 1852.50 (sekitar Rp 6,4 juta). Saya membayar menggunakan kartu kredit. Tetapi ternyata ada tambahan biaya 5%!" ungkapnya.
Berdasarkan tagihan yang dibagikan, di antara menu lainnya adalah udang (RM200), cumi-cumi per kilogram (RM120), kepiting (RM87.20), kecap ayam (RM15), kailan (RM27), telur dadar (RM12) dan jus semangka (RM15). RM35).
Ternyata bukan cuma Faris. Pelanggan lain pun mengalami hal serupa.
Ada yang mendapat tagihan RM 755.00 (sekitar Rp 2,6 juta) untuk dua orang dan RM 800 (Rp 2,7 juta) lebih.
Melalui pengalaman ini, Faris mengingatkan pengunjung lainnya untuk lebih berhati-hati agar hal yang sama tidak terulang kembali.
Kejadian serupa dimana resto mematok harga fantastis untuk makanannya juga pernah terjadi di Indonesia dan menghebohkan jagat media sosial beberapa waktu lalu.
Salah satunya adalah kasus warung lesehan lamongan indah bernama Warung Bu Anny yang terletak di Tegal, Jawa Tengah.
Dilansir Kompas.com dari unggahan viral di Facebook, seorang pembeli mengaku dipatok harga sekitar Rp 700 ribu hanya untuk seporsi nasi dan tiga macam lauk.
Harga itu dianggap terlalu mahal untuk warung kaki lima yang menjual makanan sejenis seafood.
Akibatnya, warung Bu Anny mendadak sepi pembeli hingga ia diharuskan permintaan maaf karena tidak mencantumkan daftar menu dan harga serta mematok tarif terlalu tinggi.
Selain warung Bu Anny, warung kaki lima yang berjajar di kawasan wisata Malioboro juga sempat viral karena mematok harga tak wajar.
Tak hanya sekali dua kali, banyak pembeli yang mengeluhkan kejadian serupa dimana ia membayar makanan dengan harga selangit.
Sama seperti warung bu Anny, warung kaki lima di sepanjang jalan Malioboro juga tak mencantumkan harga di daftar menu mereka.
Kondisi itu pun menjadi perhatian besar bagi pemerintah daerah setempat yang lantas mengeluarkan aturan terkait kewajiban pencantuman harga di menu mereka.
GridPop.ID (*)