Dalam acara ini, akan ada yang berperan sebagai match maker dari pihak keluarga calon mempelai pria, dan menyampaikan pada pihak perempuan, bahwa pasangan calon pengantin ini cocok untuk menjadi suami istri.
Apabila saran dari sang match maker ini diterima, maka akan berlanjut pada tahap acara sangjit.
Sangjit merupakan prosesi seserahan yang dilakukan sekitar satu bulan sebelum acara pernikahan.
Pada acara ini, calon pengantin pria dan wanita akan mengenakan busana formal berwarna merah, dengan dipimpin oleh yang dituakan, rombongan keluarga dari calon pengantin pria akan datang membawa kotak sangjit atau seserahan, dalam jumlah genap.
“Umumnya, kotak seserahan berisi kosmetik, handuk, pakaian, tas, sepatu, perhiasan, uang susu, angpao, 2 pasang lilin merah, 2 buah anggur, kaki babi, buah longan, jeruk, apel, kue ting-ting, misoa, dan manisan,” ungkap Anindita.
Di akhir acara, pihak keluarga wanita akan memberikan hantaran balasan untuk diserahkan kembali kepada pembawa seserahan.
Makna dari prosesi ini adalah, pihak keluarga wanita masih bisa ikut campur dalam keluarga pasangan nantinya.
Biasanya, hantaran balasan bisa berupa sirup, manisan, pakaian, sepatu, dan buah-buahan. Prosesi pun akan dilanjutkan dengan pemasangan seprai baru di kamar calon pengantin.
Acara ini merupakan simbolisasi kehidupan rumah tangga yang harmonis dan bahagia.
Pada hari pernikahan, acara akan diawali dengan upacara sembahyang, untuk menghormati Tuhan, alam, leluhur, serta orang tua.
Dilanjutkan pada upacara pemberkatan sesuai agama yang dianut, kemudian tea pai, dan diakhiri dengan acara resepsi.
GridPop.ID (*)