Find Us On Social Media :

WHO Khawatir Corona Varian Omicron Picu Gelombang ke-3 Pandemi Covid-19, Epidemiolog Sarankan Pemerintah Lakukan 2 Hal Ini untuk Antisipasi

By Lina Sofia, Senin, 29 November 2021 | 06:31 WIB

Omicron, varian baru virus Corona dari Afrika Selatan

GridPop.ID - Dunia kembali dibuat kalang kabut dengan kehadiran virus Corona varian baru yang dinamai WHO B.1.1.529 atau Omicron.

Muncul varian baru dari virus Covid-19 B.1.1.529 atau Omicron ini berasal dari Afrika.

Seperti diketahui WHO telah mengumumkan Omicron menjadi variant of concern (VOC) yang lebih mengkhawatirkan.

WHO mengkhawatirkan, kehadiran Omicron ini dapat menjadi biang gelombang ketiga pandemi Covid-19.

Epidemiolog Indonesia dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut omicron menjadi varian baru yang langsung ditetapkan jadi variant of concern.

Padahal, biasanya setiap varian baru akan melalui tahap variant under investigation ataupun interest.

Berarti bisa dikatakan varian baru ini sudah memenuhi 3 kriteria yang dikhawatirkan.

"Ini kalau bicara variant of concern, berarti ada antara 3 kriteria terpenuhi, bahwa kemungkinan kecepetannya, keparahannya, termasuk dia bisa merubah atau bisa menurunkan efikasi ataupun treatment vaksinasi. Ini artinya tanda yang sangat serius," kata Dicky, dikutip Tribunnews.com dari tayangan YouTube Kompas TV, Minggu (28/11/2021).

Baca Juga: Kencangkan Protokol Kesehatan! Covid-19 Varian Botswana Ternyata Hampir 3 Kali Lebih Ganas dari Varian Delta, Orang yang Sudah 2 Kali Vaksin Masih Bisa Kena

Dari data epidemiolog, kata Dicky, Omicron bisa meningkatkan tingkat positivity rate dalam kurun waktu 3 minggu.

Bahkan dalam kurun 2 minggu, varian baru Covid-19 ini bisa mendominasi transmisi kasus 75 persen di tengah kasus varian Delta.

Sehingga diprediksi tingkat kecepatan penularan Omicron ini bisa 500 persen lebih cepat dibanding virus Covid-19 awal, yang berasal dari Wuhan.

"Yang kita ketahui Delta 100 persen lebih cepat menular dari varian di Wuhan, Itu sebabnya hitungan dari beberapa epidemiolog, termasuk saya berdiskusi."

"Kita prediksi awal, tapi mudah-mudahan salah, 500 persen lebih cepat menular dari virus liar Wuhan," ujar dia.

Meskipun kasus varian baru ini belum ditemukan di Indonesia, Dicky menyarankan pemerintah melakukan dua hal sebagai langkah antisipasi.

Pertama, pemerintah bisa melakukan deteksi kasus lebih awal.

Untuk mendeteksi kasus varian Omicron ini tentunya pemerintah dapat menggunakan tes PCR.

Namun, yang menjadi perhatian, pemerintah harus memastikan bahwa alat-alat tes PCR di Indonesia bisa mendeteksi varian baru Covid-19 ini.

"Ini saya kira pemerintah Kemenkes harus memastikan bahwa kemampuan dari tes yang ada dari lab-lab kita menggunakankan mesin PCR yang bisa mendeteksi jenis protein ini," imbuhnya.

Kemudian, Dicky meminta pemerintah segera memenuhi target dua dosis vaksinasi Covid-19 skala nasional.

Dia menekankan, apapun varian Covid-19, vaksin akan memberi manfaat bagi pasien yang terjangkit.

Baca Juga: Bak Angin Segar, Peneliti Sebut Vaksin Covid-19 Efektif Lawan Varian Delta, Begini Penjelasannya

Dikatakannya, orang yang divaksin akan lebih untung dari sisi keparahan hingga potensi kematian akibat virus Covid-19.

"Bicara varian ini, sebetulnya harus dua dosis vaksin ini. Ini yang harus dikejar dengan cepat."

"Jangan sampai mengejar booster tapi sebetulnya cakupan dosis 1-2 ini masih belum terkejar," tandasnya.

Sementara, epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Tri Yunis Miko Wahyono meminta pemerintah jangan terlambat mengantisipasi masuknya varian Omicron ke Indonesia.

Ia khawatir jika sebenarnya varian Omicron sudah mulai berjalan masuk ke Indonesia.

Omicron, tutup saja (akses masuk ke Indonesia) tidak ada tawar-menawar, pemerintah wajib memperketat kedatangan WNA,” ujarnya dilansir dari Kompas. TV, Sabtu (27/11/2021).

Ia berkaca pada varian Delta yang telat diantisipasi sehingga telanjur menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.

“Dulu juga ada pengetatan, tetapi ternyata masih ditemukan di Indonesia,” ucapnya.

Ia mengatakan varian Omicron tidak mungkin tiba-tiba muncul di Indonesia tanpa ada yang membawa dari luar negeri.

Meskipun demikian, ia tidak menampik ada kemungkinan penularan varian Omicron sudah terjadi di Indonesia sebelum hari ini.

“Kalau menutupnya (akses masuk ke Indonesia) terlambat, varian ini bisa ada di Indonesia,” kata Tri Yunis.

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, mengurangi berkerumun, dan jika berasal dari daeerah berisiko (varian Omicron) harus waspada dan jangan sampai mengulang kasus varian Delta di Indonesia.

Baca Juga: Dulu Dipandang Sebelah Mata, Masyarakat Indonesia Pasti Nyesel Baru Tahu Sekarang Keampuhan Booster Vaksin Sinovac, Begini Fakta Mencengangkan yang Dibongkar Ahli!

GridPop.ID (*)